Rabu 25 Aug 2021 14:29 WIB

Diplomat NATO Minta Tetangga Afghanistan Buka Perbatasan

Sejumlah negara di perbatasan Afghanistan telah menutup akses.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang gadis muda Afghanistan yang baru saja dievakuasi tersenyum ke kamera di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.
Foto: AP/Matthias Schrader
Seorang gadis muda Afghanistan yang baru saja dievakuasi tersenyum ke kamera di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang diplomat NATO mengatakan, negara tetangga Afghanistan harus membuka perbatasan untuk memfasilitasi para pengungsi. Dia menyerukan hal tersebut saat badan-badan bantuan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan membayangi Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.

"Iran, Pakistan, dan Tajikistan harus membawa lebih banyak orang menggunakan jalur udara atau darat. Jalur udara dan darat yang vital harus digunakan dengan sangat cepat," kata diplomat yang berbasis di Kabul itu kepada Reuters.

Baca Juga

Diplomat NATO yang menolak disebutkan namanya, mengatakan, beberapa kelompok bantuan internasional sangat ingin membawa staf Afghanistan mereka ke negara-negara tetangga. Sejumlah negara di perbatasan Afghanistan telah menutup akses karena khawatir dengan datangnya gelombang pengungsi.

Risiko kelaparan, penyakit, dan penganiayaan telah meningkat di Afghanistan. Program Pangan Dunia (WFP) memperkirakan jutaan warga Afghanistan akan mengalami kelaparan. "Ada badai sempurna yang datang karena beberapa tahun mengalami kekeringan, konflik, dan kemerosotan ekonomi yang diperparah oleh pandemi Covid-19. Jumlah orang yang berpotensi mengalami kelaparan melonjak menjadi 14 juta," ujar Direktur Eksekutif WFP David Beasley.

Uni Eropa berencana meningkatkan bantuan kepada Afghanistan sebanyak empat kali lipat. Uni Eropa sedang berkoordinasi dengan PBB pada pengiriman serta jaminan keamanan di lapangan.

Puluhan ribu warga Afghanistan memadati bandara Kabul sejak Taliban berkuasa. Mereka takut dan trauma dengan pemerintahan Taliban yang menerapkan aturan secara ketat dan keras.

Beberapa warga beruntung dapat mengamankan kursi dalam penerbangan yang sebagian besar diatur oleh pemerintah Barat. Sejauh ini mereka telah mengevakuasi sedikitnya 70 ribu orang.

Taliban mengatakan semua evakuasi asing dari Afghanistan harus selesai pada 31 Agustus, dan tidak ada perpanjangan waktu. Taliban meminta agar warga tidak panik dan berjanji akan menjamin keamanan bagi warga Afghanistan.

"Kami menjamin keamanan mereka," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

 

a

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement