REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin Johnson & Johnson akan diterima pada September mendatang. Vaksin tersebut merupakan hibah dari Belanda dan cukup disuntikkan sekali saja.
"Grant dari Belanda, itu harusnya akan datang itu tergeser ke bulan depan. Itu kan hanya vaksin yang hanya cukup disuntik satu kali," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (25/8).
Datangnya vaksin Johnson & Johnson disebut akan menambah keberagaman vaksin Covid-19 di Indonesia. Namun, ia tak mengungkapkan jumlah dosis vaksin tersebut yang diterima Indonesia.
"Jenis vaksin yang datang sudah cukup beragam, sehingga nanti memang membutuhkan seni sendiri bagaimana kita bisa mengatur vaksinasinya dilakukan dengan benar," ujar Budi.
Pemerintah juga memastikan sudah mengamankan sebanyak 458 juta dosis vaksin Covid-19. Menurutnya, jumlah tersebut sudah cukup untuk vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca juga : Tersangka Kasus Km 50 tak Ditahan Kala HRS 'tak Boleh' Bebas
"Kita sudah men-secure vaksin itu 458 juta. Jadi harusnya ini cukup, sedikit lebih dari cukup jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk 216 juta target sasaran kita," ujar Budi.
Lebih lanjut, hingga saat ini rata-rata nasional yang sudah divaksinasi adalah 28,17 persen. DKI Jakarta dan Bali disebut sebagai dua provinsi yang sudah 100 persen melakukan penyuntikan dosis pertama.
"Ada beberapa daerah yang memang agak tertinggal itu ada di bawah, yang paling rendah ada Lampung, Maluku Utara, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, dan Papua. Itu nanti daerah-daerah yang akan kami kejar," ujar Budi.