REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto mengatakan bahwa distribusi vaksin menjadi alasan masih rendahnya jumlah tenaga kesehatan yang telah disuntikkan dosis ketiga vaksin Covid-19 atau vaksin booster. Namun, efek samping vaksin Moderna yang relatif lebih kuat juga menjadi alasan.
Ia menjelaskan, efek samping yang lebih kuat dari vaksin Moderna membuat fasilitas kesehatan (faskes) perlu bergantian dalam melakukan vaksinasi. Jika tidak, semua tenaga kesehatan akan terkena efek samping dan membuat faskes tak bisa melayani masyarakat.
"Cakupan 34 persen itu penyebabnya tidak hanya distribusi, karena efeknya yang agak sedikit lumayan sehingga faskes mengatur. Karena kalau faskes divaksin semua, bisa-bisa hari berikutnya tutup faskesnya," ujar Slamet dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Rabu (25/8).
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dialami para nakes memang berbeda-beda, tapi sifanya masih ringan. Keluhan tersebut seperti merasakan sedikit meriang hingga terasa agak nyeri.
"Kemarin habis vaksin Moderna jadi cukup hebat, lumayan efeknya," ujar Slamet yang juga sudah disuntikkan vaksin booster.
Baca juga : IDI Usulkan Skenario Vaksin Booster untuk Umum
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam dua minggu terakhir pihaknya telah mempercepat suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 atau vaksin booster bagi tenaga kesehatan (nakes). Setidaknya, sudah 34 persen sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di sektor kesehatan yang sudah melakukan hal tersebut.
"Sudah kurang lebih 34 persen SDM kesehatan atau hampir 450 ribu, saya lihat per tadi pagi sudah disuntik," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR.
Ia menjelaskan, Bali dan Kepulauan Riau menjadi provinsi yang paling banyak telah melakukan vaksinasi dosis ketiga. Tingkat vaksinasi booster untuk para nakes juga disebutnya terus meningkat di daerah lain.
"Para nakes yang suntik ketiganya tidak nyaman dengan platform berbeda, kita buka opsi suntik ketiga booster-nya dengan platform yang sama," ujar Budi.