REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap Rasulullah SAW dikenal sangat lembut. Bahkan, dia bisa meluluhkan hati seseorang dengan bacaan ayat Alquran.
Abdul Aziz bin Muhammad as-Salman menjelaskan dalam bukunya berjudul Mukjizat Muhammad SAW yang Jarang Diketahui, Muhammad bin Ka’b al-Qurazhi menceritakan “Aku mendapat cerita Utbah bin Rabi’ah adalah seorang tuan yang penyabar.”
Suatu hari ia duduk di tengah sekelompok orang Quraisy, sementara Rasulullah duduk sendirian di masjid. Utbah berkata, “Wahai kaum Quraisy bagaimana menurut kalian jika aku mendekati Muhammad, berbicara dan menawarkan beberapa hal kepadanya. Barangkali dia mau menerima sebagian yang kita tawarkan dan kita akan memberikan kepadanya supaya dia berhenti menyeru kita.”
Ini terjadi ketika Hamzah masuk Islam dan kaum Quraisy melihat para sahabat Rasulullah kian bertambah. “Itu bagus, wahai Abu (ayah) al-Walid! Berangkat dan berbicaralah kepada Muhammad!”
Kemudian Utbah segera beranjak lalu duduk di samping Rasulullah. Dia mengatakan “Wahai keponakanku, engkau mempunyai kekuatan dalam keluarga dan kedudukan terhormat dalam garis keturunan kita. Engkau telah membawa sesuatu yang besar terhadap kaummu ini. Engkau telah memecah belah dan mengejek harapan mereka. Kau cela Tuhan mereka dan kau kafirkan nenek moyang mereka. Dengarlah, aku akan menawarkan beberapa hal agar kau bisa pertimbangkan.”
Rasulullah menjawab, “Katakanlah wahai Abu al-Walid.” Segera dia menjawab “Wahai keponakanku jika kau menginginkan kehormatan, kami siap mengangkatmu sebagai pemimpin kami. Jika kau menginginkan harta, kami akan mengumpulkan harta kekayaan untukmu hingga kau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika yang kualami adalah kesurupan yang tidak bisa kami lawan, kami akan mencarikan obat untukmu. Barangkali yang kuucapkan ini adalah syair indah yang akan terpatri dalam dadamu. Sungguh kalian Bani Muthalib adalah kaum yang mampu melakukan apa yang tidak mampu dilakukan kaum lain.”