Rabu 25 Aug 2021 16:09 WIB

Waspada Selalu, Dunia adalah Kesenangan yang Menipu 

Mereka yang tertipu muslihat dunia akan menyesali hidupnya

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Mereka yang tertipu muslihat dunia akan menyesali hidupnya. Ilustrasi kehidupan dunia
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan/wsj.
Mereka yang tertipu muslihat dunia akan menyesali hidupnya. Ilustrasi kehidupan dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dunia hanyalah sementara bagi kehidupan manusia. Dunia menjadi ladang untuk menentukan pilihan berbuat kebaikan. 

"Maka tak patutlah menjadi serakah bahkan melakukan hal-hal yang haram demi kepuasan," kata Pimpinan Majelis Talim dan Zikir Baitul Muhibin, Habib Abdurrahman Asad Al Habsyi, saat menyampaikan tausiahnya, Rabu (25/8). Terkait hal ini Habib Abdurrahman Asad Al Habsyi mengutip hadits:

Baca Juga

قال رسولُ اللهِ‏ِ صَلَّيَ اللهُ عَلَيهِ وَ آلِهِ و سلم يَا أَبَا ذَرٍّ الْحَقُّ ثَقِيلٌ مُرٌّ وَ الْبَاطِلُ خَفِيفٌ حُلْوٌ وَ رُبَّ شَهْوَةِ سَاعَةٍ تُوجِبُ حُزْناً طَوِيلًا.

Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Abu Dzar. Kebenaran itu berat lagi pahit dan kebatilan itu mudah lagi manis menggiurkan dan betapa banyak akibat syahwat sesaat akan mengakibatkan duka penyesalan yang berkepanjangan." 

Habib Abdurrahman mengutip pernyataan Aristoteles yang mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia itu tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya lah yang relatif tidak terbatas. Kebutuhan dan keinginan adalah dua sisi yang berbeda.  

Dan, dewasa ini industri modern bekerja keras hingga sukses mengubah keinginan menjadi motif kebutuhan. Padahal bila kita hendak merenungkan, cukup sebentar saja, keinginan itu adalah ketidakwajaran yang tiba-tiba menjadi urgen yang harus segera dipuaskan. "Awas! Kesenangan yang menipu!," kata Habib Abdurrahman mengingatkan.    

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement