Penelitian Terapi Kecanduan Smartphone Lolos PKM Dikti
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Penelitian Terapi Kecanduan Smartphone Lolos PKM Dikti (ilustrasi). | Foto: LA Times
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — Teliti terapi kecanduan smartphone, tim mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) lolos seleksi pendanaan penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Tim Fakultas Psikologi Unissula yang terdiri atas Arinda Ayudya Putri Riyanto, Serly Hanan Safirah dan Laila Rahmania tersebut, meneliti metode terapi bagi individu yang mengalami kecanduan smartphone.
Ketua Tim Peneliti Mahasiswa Fakultas Psikologi Unissula, Arinda Ayudya Putri Riyanto mengungkapkan, ide kreatif tersebut berawal dari keprihatinan atas banyaknya generasi muda (anak- anak) yang mengalami kecanduan smartphone.
Sebetulnya smartphone sangat membantu, apalagi di masa pandemi ini. Tetapi jika penggunaannya tidak bijak dapat berujung pada perilaku kecanduan yang akhirnya bisa merugikan bagi kehidupan sehari- hari.
“Termasuk bisa memicu dan menyebabkan munculnya gangguan psikokologi pada anak,” jelasnya, saat memberi keterangan, di kampus Unissula, Kaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/8).
Berangkat dari persoalan tersebut, lanjutnya, ia bersama dua mahasiswa Fakultas Psikologi Unissula lainnya melakukan penelitian tentang metode terapi bagi individu yang sudah mengalami kecanduan smartphone.
Tujuannya untuk mencari solusi atas persoalan yang saat ini jamak terjadi di tengah- tengah masyarakat. “Dalam penelitian tersebut, kami mendapatkan bimbingan dari Dosen Fakultas Psikologi Unissula, Anisa Fitriani SPsi MPsi Psikolog,” lanjutnya.
Secara rinci anggota tim peneliti, Serly Hanan Safirah menjelaskan, terapi yang mereka teliti adalah terapi menulis ekspresif, yaitu metode terapi dengan kegiatan menulis yang prosedur dan tahapannya disusun berdasarkan aplikasi teori- teori psikologi guna membantu mengatasi kecanduan.
Sebelumnya, teori ini juga digunakan untuk melakukan terapi berbagai permasalahan psikologis lain, seperti stres, trauma, depresi dan kasus- kasus yang terkait dengan masalah emosional lainnya.
“Dalam penelitian ini, tim melibatkan sebanyak 24 partisipan yang mengalami kecanduan smartphone dan mereka umumnya sangat antusias, karena metode yang diberikan sangat mudah diaplikasikan dan membawa dampak positif,” jelasnya.
Serly menambahkan, media yang digunakan juga beragam dan bahkan juga bisa dilakukan secara daring maupun luring, sehingga sangat sesuai jika digunakan di masa pandemi yang membatasi interaksi tatap muka.
Secara eksplisit, terapi menulis ekspresif memberikan berbagai pemahaman baru bagi para partisipan dan secara perlahan akan memperbaiki perilakunya yang telah mengalami kecanduan smartphone.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada masyarakat, khususnya dalam memberikan solusi atas persoalan yang terjadi di tengah- tengah kehidauupan masyarakat di era moderen seperti sekarang.
“Seperti komitmen dari Fakultas Psikologi Unissula yang selalu menyediakan fasilitas dan dukungan penuh kepada mahasiswa untuk berprestasi, bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi lulusan dengan kompetensi unggul,” tegasnya.