Rabu 25 Aug 2021 16:22 WIB

'100 Untuk 100', Bantu Pekerja Musik Terdampak Pandemi

SFTC akan menyalurkan donasi kepada 100 orang pekerja musik di Indonesia.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Kolektif musik Sounds From The Corner merilis program
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Kolektif musik Sounds From The Corner merilis program "100 Untuk 100" yang ditujukan untuk membantu pekerja industri musik di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19 (ILUSTRASI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolektif musik Sounds From The Corner merilis program "100 Untuk 100" yang ditujukan untuk membantu pekerja industri musik di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Bekerja sama dengan inisiatif pendistribusian Bagirata, Sounds From The Corner akan mendonasikan Rp 100 juta untuk 100 orang pekerja musik di Indonesia.

“Sejak awal pandemi, industri pertunjukkan musik jadi pertama yang terpaksa tutup dan kemungkinan besar jadi yang terakhir dibuka ketika mimpi buruk ini berakhir,” ujar Co-Founder Sounds From The Corner, Teguh Wicaksono, dalam keterangan tertulisnya.

Melalui program "100 Untuk 100", Sounds From The Corner ingin meringankan beban pekerja musik se-Indonesia. Apalagi eksistensi Sounds From The Corner amat bergantung kepada scene lokal. “Kami harap ini bisa jadi simbol rasa terima kasih kami 9 tahun terakhir,” ujarnya.

Program "100 Untuk 100" berlangsung selama Agustus dan September 2021. Inisiatif ini dibagi menjadi dua periode yakni periode pertama berlangsung pada akhir Agustus untuk 50 orang penerima dana. Periode kedua akan berlangsung di akhir September untuk 50 orang sisanya.

Sounds From The Corner (SFTC) bermitra dengan Bagirata untuk melakukan proses aplikasi, verifikasi, dan distribusi dana. Pekerja musik yang ingin mendaftarkan diri bisa melalui website Bagirata di www.bagirata.id.

Untuk pihak lain yang ingin berpartisipasi sebagai pengirim, SFTC menyediakan nomor rekening yang akan menghimpun dana, nantinya akan disalurkan secara merata kepada pekerja musik yang terdata di Bagirata.            

“Para pekerja di industri musik dan pertunjukan tergolong rentan secara finansial, tidak hanya musisi selaku pelaku utamanya, tapi juga ke seluruh ekosistemnya,” kata Co-Founder Bagirata, Lody Andrian.

Dia mengatakan, salah satu tantangan utama program ini adalah kebanyakan dari mereka tidak terdaftar dalam lembaga formal, sehingga sulit untuk menjangkau stimulus bantuan dari pemerintah. "Maka dari itu, '100 Untuk 100' menjadi gerakan yang penting dalam menjaring dan merangkul para pekerja di sektor ini agar bisa bertahan hidup melewati krisis pandemi,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement