Rabu 25 Aug 2021 20:08 WIB

Wapres Beberkan Mengapa Peta Dakwah Sangat Penting

Wapres KH Maruf Amin menekankan pentingnya peta dakwah untuk umat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin, menekankan pentingnya peta dakwah untuk umat.
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin, menekankan pentingnya peta dakwah untuk umat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Peta dakwah menjadi salah satu rekomendasi Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kepengurusan MUI periode 2020-2025 didorong untuk merealisasikannya. 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI mengatakan, MUI perlu melakukan perbaikan-perbaikan program MUI, termasuk mengevaluasi strategi dakwahnya apakah masih relevan dengan kondisi saat ini.  

Baca Juga

"Karena itu maka dalam rapat yang lalu Dewan Pertimbangan merekomendasikan supaya kembali itu supaya peta dakwah dibuat, karena itu juga akan berubah beberapa saat yang peta dakwah itu," ujar Wapres di acara pembukaan Musyawarah Kerja Nasional MUI ke-1 2021 yang digelar virtual, Rabu (25/8). 

Wapres mengatakan, MUI perlu memverifikasi ke lapangan terkait kondisi umat saat ini. Apakah program dakwah yang digunakan masih sesuai kondisi yang dihadapi umat. 

Kiai Ma'ruf juga menyarankan agar peta dakwah juga sebaiknya pendekatannya berdasarkan kondisi tiap provinsi. 

"Sehingga strategi dan langkah-langkah yang akan kita lakukan itu adalah disesuaikan dengan provinsi," ujarnya. 

Kiai Ma'ruf melanjutkan, jika verifikasi lapangan sudah dilakukan, maka perlu juga mengevaluasi relevansi masalah keumatan sebagai tujuan dakwah saat ini. 

Menurut Wapres, penting untuk terus memperbarui informasi terkait kondisi keumatan saat ini untuk dijadikan bahan evaluasi program dakwah MUI. 

"Masih relevan apa tidak? kita harus update terus. jangan kita selalu hanya meng-copy (menyalin) apa yang dari dulu, sudah sekian tahun itu saja, itu dicopy lagi, copy paste namanya itu. Nah program kita tidak boleh copy paste, tapi berdasarkan peta lapangan yang kita hadapi itu, ini menjadi penting," kata Kiai Ma'ruf.

Ma'ruf melanjutkan, jika program MUI masih relevan dengan kondisi yang dibutuhkan umat saat ini, maka sah-sah saja jika dilakukan pengulangan. Sebaliknya, apabila sudah tidak relevan maka harus diperbarui.

Karena itu, dia berharap dalam Mukernas MUI kali ini juga kembali dilakukan evaluasi. "Kalau perlu kita melakukan pengulangan, telaah ulang (misal) ini masih bisa dipakai. Nah ini sudah tidak sesuai lagi. sehingga terus di-update sesuai dengan kondisi yang kita harapkan," katanya.    

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement