REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Banyak amalan di Tanah Suci Makka yang harus diperhatikan dengan seksama. Salah satu di antaranya, sewaktu jamaah haji tawaf mengelilingi Ka'bah hendaknya jangan memaksakan diri mencium batu Hajar Aswad.
"Sebab kondisinya sangat tidak memungkinkan. Alias sangat padat sehingga dapat membahayakan keselamatan jamaah itu sendiri," kata Khorizi H Dasir dalam bukunya Yuk Dakwah Haji Tawaran Materi bagi Pendakwah.
Biasanya kata dia, kalau sudah berada di sana memang keinginan untuk mencium Hajar Aswad begitu menggebu, sampai-sampai untuk melaksanakan itu perlu sikut jamaah haji lainnya. Bahkan kalau perlu ada yang sampai mau memberikan uang kepada seorang joki yang menawarkan jasa cium Hajar Aswad ssupaya dapat mencium batu itu dengan mudah.
"Walaupun pada akhirnya tak sedikit jamaah tertipu dan uangnya pun hilang lenyap tak berbekas," katanya.
Khorizi Dasir menyarankan, sebaiknya perbuatan itu jangan ditiru sebab selain tergolong tindakan suap, perilaku itu sesungguhnya sangat tidak baik dan tidak disukai Allah SWT. Khorizi mengingatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW juga melaknat setiap pemberi suap penerima suap, dan perantaranya, yaitu orang yang menghubungkan keduanya.
"Jika di depan Ka'bah saja sudah berani menyuap begitu, bagaimana nanti sepulang dari Haji?"
Jangan-jangan kata dia, malah semakin menjadi-jadi keberanian untuk melakukan penyuapan tersebut demi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Maka larangan suapa menyuap itu yang perlu disadari oleh setiap jamaah.
"Jangan sampai itu terjadi," katanya.
Khorizi mengatakan, bukankah Haji semacam itu akan berbahaya, sebab secara keseluruhan bisa mencoreng citra umat Islam itu sendiri dengan sendirian, haji saja begitu, apalagi yang bukan haji.
"Astagfirullah,"
Padahal perlu diketahui, sesungguhnya mencium Hajar Aswad itu hukumnya bukan wajib, hanya dianjurkan apabila memungkinkan. Kata Umar Bin Khattab ditengah-tengah tawafnya.
"Dari Al-A'masy dari Ibrahim dari Habis bin Rubaih berkata aku melihat Umar mendekati Hajar Aswad lalu berkata: Aku tahu kamu cuma batu biasa, tidak memberi manfaat dan tidak menimbulkan bahaya. Andai kata aku tidak menyaksikan Rasulullah SAW mencium engkau aku pun tak akan menciummu. Kemudian ia mendekatinya dan menciumnya."( HR. Nasai).