REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku kini masih menggalakkan pelacakan kontak erat pasien yang terinfeksi Covid-19. Sebab pelacakan merupakan kunci untuk menemukan kasus lebih awal agar diisolasi atau dikarantina sehingga tidak terjadi penyebaran.
"Dengan terus melibatkan semua pihak, terutama TNI/polri, jumlah kontak erat yang dilacak semakin meningkat," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, saat konferensi virtual PPKM di akun FMB9, Rabu (25/8) sore.
Dia menambahkan, kini rasio kontak erat untuk setiap kasus Covid-19 sudah mendekati 10 orang per 1.000 penduduk di beberapa provinsi.
Di antaranya adalah Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Namun, Kemenkes mengakui proporsi kontak erat yang dilacak masih dibawah 80 persen. Sehingga, Kemenkes menyadari masih perlu meningkatkan pelacakan kontak erat.
Selain itu, pihaknya mengakui baru 31 persen dari kontak yang dilaporkan kemudian melakukan test entry. Oleh karena itu, dia melanjutkan, kerja sama yang baik harus dilaksanakan berbagai pemangku kepentingan agar masyarakat untuk melakukan testing dan karantina.
"Kami minta tracer dan supervisor tetap disiplin dalam melakukan entry data agar monitoring dan kontrol dapat dilakukan secara baik. Data tracing bisa diakses publik di website vaksinkemkes.go.id," katanya.