REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersinergi mensukseskan program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar).
Program ini diluncurkan dalam kegiatan Puncak KREASI-Kejar Prestasi Anak Indonesia Wujudkan Impian Anak Indonesia, yang dilakukan secara virtual, Selasa (24/8). OJK bersama Kemenag, lembaga terkait, serta industri perbankan telah menginisiasi dan meluncurkan program Kejar. Program ini merupakan salah satu bentuk aksi pelajar Indonesia menabung, dalam rangka implementasi Keputusan Presiden nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung.
Tujuan program ini adalah mendorong setiap pelajar Indonesia memiliki rekening, sehingga budaya menabung di lembaga jasa keuangan formal dapat dilakukan sejak dini.
Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan Program “Kejar” adalah salah satu ikhtiar untuk memperkokoh dan memperkuat literasi dan edukasi keuangan, baik bagi pelajar, santri, mahasiswa dan mahasantri untuk meningkatkan pemahaman terhadap produk keuangan sejak dini.
“Kami sangat mendukung dan memberikan apresiasi serta penghargaan yang sangat tinggi kepada OJK atas inisiatif dan terobosannya dalam mewujudkan program Kejar untuk menopang prestasi anak Indonesia,” kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (26/8).
Program Kejar bertujuan untuk mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 114 tahun 2020 tentang strategi nasional keuangan inklusif. Menurut data rekap tahun 2020-2021, jumlah peserta didik mencapai 11.600.000 orang. Jumlah ini disebut cukup banyak dan tersebar luas, serta menjadi tantangan bagi layanan akses keuangan pada pendidikan di Kemenag.
"Saya yakin berkat sinergi dengan OJK, insya Allah tantangan ini bisa kita lewati bersama," lanjutnya.
Selain itu, Dhani mengatakan Kemenag juga mendukung implementasi program kejar dalam penyaluran berbagai program bantuan. Misalnya, penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP).
Ia berharap, program ini tidak hanya memberikan kemudahan dalam penyaluran bantuan, tapi juga membiasakan pelajar untuk berhemat dan menabung. Lebih dari itu, program ini menjadi sarana pelajar untuk mengenal lebih dini beragam jasa keuangan yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Lebih lanjut, ia menyebut insan masa depan perlu dibekali kompetensi yang kuat dan ditopang pemahaman yang baik atas literasi baca, literasi numerik, literasi sains, literasi finansial dan literasi agama.
“Setelah kolaborasi dengan OJK, kami harap akan lahir berbagai kemudahan bagi adik-adik pelajar dan mahasiswa,” ujar Ramdhani.