REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebanyak 18,3 persen data kasus aktif di daerah belum diperbaharui. Data tersebut merupakan data yang sudah lebih dari 21 hari.
“Jumlahnya sekitar 49 ribu kasus yang belum diperbaharui,” kata Siti Nadia saat konferensi pers, Rabu (26/8).
Ia pun mengimbau pemerintah daerah agar segera memperbaharui data tersebut. Sebab jumlah data ini terus bertambah. Hal ini terlihat karena masih ada data yang disampaikan ke pusat merupakan data yang sudah lama.
“Kasus-kasus yang baru terilis ini akan kami rilis berdasarkan tanggal kejadian, sehingga tidak akan mempengaruhi level situasi pandemi,” jelas dia.
Nadia pun memastikan, Kemenkes akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan update dan sinkronisasi data kasus aktif.
“Statusnya itu apakah sudah sembuh ataukah meninggal. Kami sampaikan masih ada tersisa sekitar 19 ribu kasus, yang artinya kurang dari setengah dibandingkan pekan yang lalu,” tambahnya.
Lebih lanjut, pada pekan ini Kemenkes juga akan merilis sekitar 10 ribu kasus dari Kota Depok yang belum tercatat di sistem all record. Menurut Nadia, selama ini sistem pelaporan Kota Depok belum terhubung dengan all record di pemerintah pusat.
Jajaran pemerintah Kota Depok dan pusat data informasi Kemenkes pun telah berupaya menghubungkan kedua sistem ini sehingga diperoleh gambaran epidemiologi Covid-19 yang lebih nyata.
“Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk berkomunikasi dengan baik dengan Kemenkes dalam hal updating data ini. Agar situasi pandemi di wilayahnya masing-masing dapat dinilai sebagaimana mestinya, tidak terpengaruh oleh data yang tertunda,” kata Nadia.