Kamis 26 Aug 2021 09:00 WIB

Kemenkes: Sejumlah Daerah dengan Kasus Kematian Tinggi

Daerah diminta agar memastikan seluruh masyarakatnya untuk mematuhi prokes.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya untuk menekan angka kematian akibat Covid-19, menjadi salah satu prioritas utama dalam penanganan pandemi Covid-19 saat ini. Berdasarkan data Kemenkes, masih terdapat beberapa provinsi yang memiliki angka kematian yang tinggi pada minggu lalu.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, beberapa provinsi dengan angka kematian tinggi yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Yogyakarta, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, dan Jawa Timur.

“Dan untuk menekan angka kematian ini, harus dimulai dari tahap paling awal yaitu mencegah penularan Covid-19 itu sendiri,” kata Siti Nadia saat konferensi pers.

Dia pun meminta, daerah agar memastikan seluruh masyarakatnya untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan serta mendapatkan vaksinasi secara lengkap. Khususnya, pada kelompok masyarakat usia lanjut, ibu hamil, dan orang dengan penyakit penyerta.

Nadia juga mengingatkan, agar masyarakat yang terpapar Covid-19 tak memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Masyarakat bisa memanfaatkan layanan puskesmas ataupun fasilitas telemedicine untuk mendapatkan obat-obatan dan penanganan.

Baca juga : Satgas: Laju Penularan Covid-19 Turun Secara Konsisten

“Kita tahu varian Delta adalah varian yang mempercepat keparahan gejala sehingga pastikan jangan menunda ke rumah sakit atau ke fasyankes bila gejala menjadi berat ataupun bertambah sesak,” ungkapnya.

Saat ini, pemerintah terus menggalakkan upaya pelacakan kontak erat. Karena itu, lanjutnya, tracing merupakan kunci untuk menemukan kasus lebih awal agar segera diisolasi atau dikarantina sehingga tidak terjadi penyebaran. 

Menurut Nadia, jumlah kontak erat yang dilacak saat ini juga semakin meningkat. Rasio kontak erat yang ditemukan untuk setiap kasus pun telah mendekati 10 orang per 1.000 penduduk di Sumatera Utara, NTB, dan Jawa Timur.

“Namun, proporsi kasus yang dilacak ini masih di bawah 80 persen sehingga masih terus perlu kita tingkatkan. Selain itu, baru 31 persen dari kontak yang dilaporkan melakukan tes entry,” tambah Nadia.

Karena itu, Kemenkes meminta para tracer atau pelacak dan para supervisor agar tetap disiplin dalam melakukan entry data sehingga monitoring dan kontrol dapat dilakukan dengan baik.

Baca juga : 20 Negara dengan Militer Terkuat, Indonesia Termasuk?

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement