REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menuduh Amerika Serikat (AS) 'mempolitisasi' penyelidikan asal mula virus corona. Tanpa menunjukkan bukti, Beijing menuntut penyelidikan laboratorium AS. Tuduhan itu disampaikan menjelang intelijen AS merilis laporan mengenai virus corona.
Laporan tersebut bertujuan untuk mengakhiri perdebatan antara badan intelijen yang mengajukan berbagai teori tentang bagaimana virus corona dapat muncul. Termasuk teori yang sudah dibantah tentang insiden di laboratorium China.
"Mengkambing hitamkan China tidak bisa membersihkan AS," kata direktur jenderal departemen pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri China Fu Cong dalam konferensi pers, Kamis (26/8).
Rabu (25/8) kemarin juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Selasa (24/8) lalu Presiden AS Joe Biden sudah menerima salinan dan diberi pengarahan mengenai laporan tersebut. Psaki mengatakan komunitas intelijen AS 'bekerja secepat mungkin' dalam mempersiapkan versi tanpa data rahasia yang akan dipublikasikan ke publik. Ia tidak mengungkapkan tanggal laporan tersebut dirilis.
Pemerintah AS mengatakan mereka tidak berharap tinjauan itu akan mengarah pada kesimpulan yang tegas, setelah sebelumnya China menghalangi upaya internasional mendapatkan informasi kunci di lapangan. China mengatakan hampir tidak mungkin virus korona berasal dari kebocoran laboratorium. Beijing menganggap konyol teori virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan, kota pertama yang mendeteksi Covid-19 pada awal 2019 lalu.
Baca juga : China Temukan Ladang Minyak Serpih Baru
Beijing justru mengindikasi virus tersebut berasal dari laboratorium di pangkalan militer AS, Fort Detrik di Maryland pada 2019 lalu. "Bila AS bersikeras ini hipotesis yang valid, hanya adil bila mereka melakukan gilirannya dan mengundang penyidik ke laboratorium mereka," kata Fu.