Kamis 26 Aug 2021 12:25 WIB

Jepang Hentikan Pemakaian 1,63 Juta Dosis Vaksin Moderna

Jepang melaporkan ada kontaminasi dalam beberapa lot stok vaksin Moderna

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Detail botol berisi vaksin Covid-19 Moderna
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Detail botol berisi vaksin Covid-19 Moderna

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 Moderna. Produsen Obat Takeda dan Kementerian Kesehatan Jepang pada Kamis (26/8) mengatakan, penghentian tersebut dikarenakan adanya laporan kontaminasi di beberapa lotnya.

Takeda bertanggung jawab atas penjualan dan distribusi suntikan Moderna di Jepang. Pihaknya mengatakan, telah menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa zat asing telah ditemukan di dalam botol yang belum dibuka dari lot tertentu.

Baca Juga

"Setelah berkonsultasi dengan kementerian kesehatan, kami telah memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin dari lot mulai 26 Agustus," kata Takeda seperti dikutip laman Channel News Asia, Kamis (26/8). Perusahaan itu mengatakan telah menginformasikan kepada Moderna dan meminta penyelidikan segera mengenai hal itu.

Namun, Moderna belum menanggapi permintaan komentar. Takeda juga tidak merinci sifat kontaminasinya seperti apa. Namun, sejauh ini belum menerima laporan tentang masalah kesehatan yang timbul dari dosis yang terpengaruh,

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan akan bekerja dengan Takeda dalam mengamankan dosis alternatif untuk menghindari gangguan pada program vaksin negara itu. Sekitar 43 persen populasi Jepang saat ini telah divaksinasi penuh, tetapi negara itu tengah berjuang melawan lonjakan rekor kasus virus yang didorong oleh varian Delta yang lebih menular.

Sekitar 15.500 orang telah meninggal karena Covid-19 di negara itu selama pandemi. Sebagian besar kini Jepang berada di bawah pembatasan demi mengekang virus mewabah.

Baca juga : Ada Ancaman ISIS, Warga Afghanistan Diminta Hindari Bandara

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement