REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sebagian penonton suka menyimak film sejarah, yang bisa membawa mereka kembali ke titik waktu pada masa lampau. Namun, tidak semua sinema benar-benar sesuai dengan peristiwa yang terjadi dalam sejarah.
Sejumlah sineas mengatasnamakan kebebasan kreatif terlalu berlebihan sehingga mengubah beberapa detail historisnya. Berikut lima judul film sejarah yang dianggap tidak akurat, dilansir laman Game Rant, Kamis (26/8):
1. Marie Antoinette (2006)
Penampilan Kirsten Dunst dan berbagai kostum cantik membuat banyak orang menikmati film ini. Namun, akurasi sejarah dalam film Marie Antoinette dianggap kurang pas dalam sejumlah hal.
Dalam film, Antoinette dan suaminya dengan cepat menjadi sepasang kekasih, padahal di kehidupan nyata butuh waktu tujuh tahun. Film juga tidak menjelaskan mengapa banyak orang tak menyukai Ratu Prancis tersebut.
2. Apocalypto (2006)
Sinema menggambarkan perjuangan sekelompok orang yang ditangkap dan akan ditumbalkan oleh bangsa Maya. Suku yang tinggal di Semenanjung Yukatan, Amerika Tengah, itu dideskripsikan dengan cara yang salah.
Apocalypto menampilkan mereka sebagai orang barbar, padahal suku Maya hampir tidak pernah melakukan pengorbanan manusia. Kalaupun ada, itu adalah hukuman terhadap tokoh masyarakat yang berkhianat, bukan bagi rakyat jelata.
3. JFK (1991)
Memang mustahil bagi sutradara Oliver Stone dan para kru film untuk menyajikan cerita 100 persen akurat tentang Presiden Amerika Serikat ke-35, John F Kennedy (JFK). Wajar jika beberapa adegan dalam film tak sesuai dengan kenyataan.
Film menggabungkan peristiwa kehidupan nyata serta teori konspirasi seputar pembunuhan JFK. Sampai hari ini pun, masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi pada hari kematian Presiden Kennedy pada 22 November 1963.
4. The Imitation Game (2014)
Aktor Benedict Cumberbatch memerankan salah satu ahli matematika terbaik dunia, Alan Turing. Sosok itu dulu berperan dalam memecahkan kode Enigma selama Perang Dunia II, namun ada yang tak akurat dalam film.
The Imitation Game menonjolkan Turing yang melakukan pemecahan kode sendiri, padahal ada sekelompok orang yang bekerja bersama. Karena sinema berpusat pada Turing, ada kecenderungan mengurangi peran orang lain.
5. The Private Life of Henry VIII (1933)
Film komedi ini memang memberi ruang kisah bagi beberapa istri dari Henry VIII, Raja Inggris yang berkuasa sejak 1509 sampai 1547. Tidak cuma Anne Boleyn yang mengemuka, tetapi juga beberapa istrinya yang lain.
Sayangnya, film kurang memperhatikan akurasi sejarah. Henry VIII yang diperankan Charles Laughton digambarkan terus-menerus menggoda perempuan. Begitu pula relasinya dengan Anne of Cleves yang tidak sesuai.