Tim medis dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi memberikan suntikan cairan penambah energi saat mentranslokasi seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
Tim medis dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi memberikan suntikan cairan penambah energi saat mentranslokasi seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi mengevakuasi seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat saat translokasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi mengevakuasi seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat saat translokasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menunjukkan bekas jerat pada kaki depan seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang telah membaik saat translokasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). BKSDA Jambi bersama beberapa pihak berhasil melakukan translokasi seekor anak gajah betina berusia sekitar 5 tahun yang telah tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menurunkan seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat dari atas truk saat translokasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021). Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat. (FOTO : Antara/Wahdi Septiawan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI -- Tim medis dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi memberikan suntikan cairan penambah energi saat mentranslokasi seekor anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) korban jerat di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi, Kamis (26/8/2021).
Translokasi oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak tersebut berhasil dilakukan pada seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga delapan bulan lebih akibat jerat di Tanjungjabung Barat.
sumber : Antara
Advertisement