Kamis 26 Aug 2021 17:13 WIB

PAN Disebut Berpeluang Rebut Jatah Menteri Non-Parpol

Ada sekitar 15 posisi menteri yang diisi sosok non-parpol di Kabinet Indonesia Maju.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus raharjo
Analis Politik, Hendri Satrio yang biasa dipanggil Hensat.
Foto: Kementan
Analis Politik, Hendri Satrio yang biasa dipanggil Hensat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai berpeluang mendapat jatah kursi menteri bila bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Pendiri lembaga survei KedaiKopi Hendri Satrio menilai ada dua skema yang muncul soal kursi menteri untuk PAN pascabergabung ke koalisi pemerintah.

PAN dianggap berpeluang besar menggantikan menteri yang dijabat oleh profesional alias non-parpol. "Oh iya dapat lah kursi menteri buat PAN. Mungkin ada dua opsi, bisa dapat wamen (wakil menteri) atau menteri. Tapi kalau wamen jadinya agak kecil. Kalau jadi menteri ngambil jatah menteri dari kalangan profesional," kata Hendri kepada Republika.co.id, Kamis (26/8).

Saat ini, ada 15 kursi menteri yang diisi kalangan profesional atau non-partai politik. Diantaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif atau Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Adapun untuk kursi wamen, bisa mengisi kekosongan wamen PAN-RB, yang Perpresnya baru diteken Mei 2021.

Terlepas dari ini, PAN jangan sampai berburu kursi menteri demi mengamankan kepentingan jelang Pemilu 2019. Hendri Satrio mengingatkan PAN untuk bekerja maksimal membuktikan kehadirannya bermanfaat bagi pemerintah. "Tapi apakah masuknya PAN ke koalisi bisa membuat pemrintahan lebih bagus, efektif dan hasilkan banyak hal? Nah, itu yang kita tunggu," ucap Hendri.

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar juga tak menampik peluang PAN diganjar kursi menteri di sisa pemerintahan Jokowi. Hanya saja, PAN mesti tetap sabar menunggu Presiden Jokowi. "Kembali lagi bahwa kursi menteri adalah hak prerogatif presiden. Tapi di sisi lain, adalah sebuah kompensasi yang lumrah dengan jumlah kursi di parlemen milik PAN (6,84 persen)," ujar Rully.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate, menyampaikan poin-poin usai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai koalisi pemerintahan. Salah satu hal yang ia sampaikan adalah PAN menjadi sahabat baru koalisi. "Sahabat baru koalisi, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang didampingi Sekjen Eddy Soeparno. Sahabat baru kami dalam koalisi semakin memperkuat dan memperkaya gagasan dan pandangan," ujar Plate di rumah dinasnya, Jakarta, (25/8).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement