Jumat 27 Aug 2021 00:25 WIB

AS dan Australia Peringatkan Warga untuk Jauhi Bandara Kabul

Ada ancaman dari ISIS yang akan menyerang saat kerumunan di bandara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Darat AS, penerjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 memantau keamanan selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 25 Agustus 2021.
Foto: Sgt. Jillian G. Hix/U.S. Army via AP
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Darat AS, penerjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 memantau keamanan selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 25 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kabul menyarankan warga tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Hamid Karzai. Peringatan itu disampaikan melalui peringatan keamanan kedutaan yang dikeluarkan pada Rabu (25/8).

Menurut peringatan itu, warga yang sudah berada di Gerbang Biara, Gerbang Timur, dan Gerbang Utara bandara disarankan untuk segera pergi. Pernyataan itu langsung diposting di situs web kedutaan dan tidak memberikan alasan dikeluarkan."Mewaspadai lingkungan Anda setiap saat, terutama dalam kerumunan besar," ujar perintah itu.

Baca Juga

Peringatan ini mengikuti peringatan oleh Presiden AS Joe Biden dan pejabat pemerintahan. Mereka menyatakan, ada ancaman dari ISIS terhadap operasi evakuasi ketika kerumunan memadati gerbang bandara.

Selain AS, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan pada Kamis,  ada ancaman tinggi serangan teroris di dekat bandara di Kabul. Canberra mendesak warganya dan mereka yang memiliki visa ke Australia untuk meninggalkan daerah itu.

Australia telah mengevakuasi warga dan pemegang visanya selama lebih dari seminggu dari bandara Kabul. Canberra pun telah mendesak orang untuk bepergian agar siap untuk transportasi.

Sejak Rabu malam, Australia mengubah sarannya kepada orang-orang di daerah itu. Payne menyatakan perubahan ini didasarkan pada kekhawatiran yang meningkat akan serangan. "Ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi," kata Payne.

Perdana Menteri Scott Morrison sebelumnya mengatakan Australia tidak mungkin dapat mengevakuasi semua orang. Dia mengatakan Australia kini telah mengevakuasi sekitar 4.000 orang keluar dari Afghanistan setelah 1.200 orang lainnya diterbangkan semalaman.

Banyak dari orang yang diebakuasi tetap berada di Uni Emirat Arab. Sementara 639 telah dievakuasi ke Australia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement