Kamis 26 Aug 2021 20:19 WIB

Film Yuni Tayang di Toronto International Film Festival

Film ini berkisah tentang remaja putri cerdas yang dihadapkan pada pernikahan dini.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Film Yuni.
Foto: Fourcolours Films
Film Yuni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 telah mengumumkan jadwal lengkapnya. Yuni yang merupakan film panjang ketiga karya sutradara Kamila Andini akan ditayangkan untuk pers dan industri film pada 13 September 2021 di Scotiabank Theatre dan 14 September 2021 secara daring di platform TIFF Digital Cinema.

Penayangan untuk publik akan dilakukan di TIFF Bell Lightbox pada 14 dan 16 September 2021, lalu di platform Digital TIFF Bell Lightbox secara daring dan hanya diakses dari Kanada pada 15 dan 17 September 2021.

Film Yuni berkisah tentang Yuni, seorang gadis remaja cerdas dengan impian besar untuk kuliah. Ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, ia menolak lamaran mereka. 

Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah. Tekanan semakin meningkat ketika pria ketiga melamarnya. Yuni harus memilih antara mempercayai mitos atau mengejar impiannya. 

Film tentang pernikahan remaja ini bermula dari cerita asisten rumah tangga Kamila Andini yang pamit pulang kampung karena harus menemani anaknya yang baru berusia 17 tahun melahirkan, dan juga banyak cerita perempuan yang ia pernah dengar, temui, dan lain-lain.

Skenario ditulis oleh Kamila Andini dan Prima Rusdi, diproduseri oleh Ifa Isfansyah, dan diproduksi oleh Fourcolours Films bekerja sama dengan Akanga Film Asia (Singapura), Manny Films (Perancis), dengan dukungan pendanaan dari Aide Aux Cinémas Du Monde CNC Perancis, Infocomm Media Development Authority Singapura, Visions Sud Est Swiss, Program Pendukungan Film Indonesia untuk Distribusi Internasional Direktorat PMMB Kemendikbud Ristek Republik Indonesia, MPA APSA Academy Film Fund Australia, dan Purin Pictures Thailand. 

Persiapan film ini telah dimulai sejak 2017 dan pengambilan gambarnya rampung pada awal 2020 di Serang, Banten, tidak lama sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

Menurut Kamila, film ini terinspirasi dari salah satu puisi terkenal karya Sapardi Djoko Damono berjudul Hujan di Bulan Juni, hujan yang jatuh di musim yang tidak tepat. "Saya membangun karakter Yuni sebagai seorang remaja yang dipaksa untuk dewasa tidak pada waktunya," kata dia.

“Seorang remaja yang penuh mimpi, dengan media sosial saat ini yang menunjukkan dunia ada di genggamannya, tetapi yang harus dipikirkannya adalah menghadapi lamaran dan menikah. Saya mendengar begitu banyak cerita tentang gadis remaja yang punya potensi dan prestasi, tapi harus gagal karena pernikahan, dan saya merasa perlu untuk membicarakan isu ini,” jelas Kamila.

Film ini diperankan oleh Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Asmara Abigail, Muhammad Khan, Nazla Thoyib, Neneng Risma, Vania Aurell, Boah Sartika, Anne Yasmin, Toto ST Radik, Mian Tiara, Ayu Laksmi, dan Sekar Sari.

Selain tayang perdana, Yuni juga akan berkompetisi di program Platform TIFF. Yuni adalah film ketiga Kamila Andini yang berkompetisi di TIFF setelah film pendeknya berjudul Sendiri Diana Sendiri (Following Diana) berkompetisi di program Short Cuts pada 2015 dan film panjang keduanya yang berjudul Sekala Niskala (The Seen and Unseen) di program Platform pada 2017.

Tahun lalu, program Platform menjadi salah satu program yang ditiadakan karena pandemi Covid-19 melanda Kanada. Tahun ini, program Platform hanya memilih delapan film, yakni Arthur Rambo (Laurent Cantet), Drunken Birds (Ivan Grbovic), Earwig (Lucile Hadžihalilović), Huda's Salon (Hany Abu-Assad), Good Madam (Jenna Cato Bass), Montana Story (Scott McGehee dan David Siegel), Silent Land (Aga Woszczyńska), dan Yuni (Kamila Andini). 

Riz Ahmed, penyanyi rap dan aktor Inggris yang mendapat nominasi Oscar lewat filmnya Sound of Metal didapuk sebagai ketua dewan juri.

“Saya selalu percaya bahwa keberagaman jenis film akan bertemu dengan penontonnya masing-masing, dan Toronto International Film Festival adalah sebuah platform yang tepat untuk film ini memulai perjalanan bertemu dengan penontonnya,” ujar Ifa Isfansyah. 

Dia mengatakan, meski begitu penonton film di Indonesia sangat penting mengingat apa yang disuarakan di film ini sangat penting untuk disampaikan di Indonesia, terutama remaja. "Jadi, bahwa film ini akan tayang di Indonesia, adalah sebuah keharusan,” ujarnya lagi.

Setelah Toronto International Film Festival, Yuni akan tayang di beberapa festival lainnya, sambil menunggu pandemi di tanah air mereda dan bioskop dibuka kembali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement