Jumat 27 Aug 2021 04:30 WIB

China Minta WHO Cek Lab Bio-Militer AS Diduga Sumber Covid

China telah secara resmi mengajukan surat permintaan pemeriksaan Lab AS itu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, telah secara resmi meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memeriksa pangkalan penelitian bio-militer Amerika Serikat (AS), Fort Detrick, dan University of North Carolina. Dia menduga Covid-19 bersumber dari tempat tersebut.

Dalam surat yang diterbitkan pada Rabu (25/8) dan dikirim ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Chen menolak teori bahwa Covid-19 muncul akibat kebocoran laboratorium virologi di Wuhan, Hubei.

Baca Juga

“Laboratorium Fort Detrick dan University of North Carolina yang harus tunduk pada penyelidikan transparan (asal usul Covid-19) dengan akses penuh,” kata Chen, dikutip laman Caixin Global.

Dua dokumen tak resmi dilampirkan dalam surat yang dikirim Chen. Berkas itu mengklaim beberapa insiden keamanan hayati terjadi di Fort Detrick pada masa-masa awal kemunculan Covid-19. Surat ke Ghebreyesus dikirim sehari setelah badan-badan intelijen AS menyimpulkan penyelidikan asal usul Covid-19 yang mereka lakukan selama 90 hari.

Dalam kesimpulannya, mereka tetap memasukkan kemungkinan kebocoran virus dari Wuhan Virology Institute. Pada 12 Agustus lalu, WHO mendesak China membagikan data mentah tentang kasus-kasus awal Covid-19 di Wuhan. Hal itu dibutuhkan guna menghidupkan kembali penyelidikan tentang asal-usul virus penyebab penyakit tersebut.

China kemudian menyatakan bahwa penyelidikan awal tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama WHO dan para ahli asal negaranya sudah cukup. Beijing menilai, seruan untuk penyerahan data lebih lanjut bermotif politik daripada kepentingan ilmiah. "Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Cina Ma Zhaouxu.

Dia menekankan, kesimpulan dan rekomendasi laporan bersama WHO-China diakui oleh komunitas internasional serta komunitas ilmiah. “Pekerjaan penelusuran global di masa depan harus dan hanya dapat dilakukan lebih lanjut berdasarkan laporan ini, daripada memulai yang baru,” ujar Ma.

Pada Maret lalu, WHO merilis hasil penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama para ahli dari China. Mereka menjelaskan skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement