REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Televisi (TV) Digital adalah TV teresterial free to air dengan sistem digital. Masyarakat tidak perlu khawatir atas perpindahan TV Analog ke TV Digital. TV Digital tidak perlu berlangganan atau berbayar.
Penerimaan siarannya tetap melalui antena UHF seperti TV Analog. Namun TV Digital unggul dari sisi kualitas suara yang superior dan gambar yang tidak berbintik atau kabur pada sinyal lemah.
Direktur Pengembangan Pita Lebar Kementerian Komunikasi dan Informatika, Marvels Situmorang mengatakan, hal yang penting dari TV Digital adalah akan dilengkapi dengan fitur Early Warning System (EWS). EWS adalah sistem penyampaian informasi bencana.
Pada alat bantu penerima siaran televisi digital yang disebut set up box memiliki mekanisme pemberitahuan informasi digital bencana alam sedini mungkin pada suatu lokasi tertentu.
“Informasi kebencanaan yang disampaikan melalui EWS TV Digital. Informasi mengenai otoritas pengirim informasi bencana, jenis bencana, waktu kejadian bencana, posisi terjadinya bencana, karakteristik bencana, statistik bencana dan lokasi-lokasi yang terkena bencana,” ujar Marvels dalam webinar Kebencanaan di Era Siaran TV Digital, berdasarkan rilis yang diterima, Kamis (26/8).
“Ini semua akan tersampaikan pada televisi digital di lokasi-lokasi yang berpotensi terdampak bencana. EWS memberikan informasi peringatan dini bencana kepada masyarakat sehingga jumlah korban dapat diminimalkan,” sambungnya.
Kominfo, terangnya saat ini menjadi pusat data diseminasi informasi bencana. Informasi dari Kementerian/Lembaga yang berkompeten terkait bencana, seperti BMKG, Kementerian Kehutanan, BNPB, terkumpul menjadi satu data yang kemudian diseminasi dilakukan oleh Kominfo.
Selama ini informasi tentang kebencanaan baru sebatas melalui sistem telekomunikasi seperti SMS Blast. Nantinya, dalam konteks TV Digital, informasi kebencanaan akan disampaikan melalui lembaga penyiaran.
Sementara, Wakil Ketua Bidang Regulasi Pemerintah Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Joegianto mengatakan fitur EWS ini tanpa disadari akan memberikan percepatan penanganan darurat kebencanaan. “Misalnya apabila ada gempa berpotensi Tsunami, 30 menit sebelum Tsunami warga sudah mendapatkan kabar sehingga bisa menyiapkan segala sesuatunya,” kata Joegianto.
Dekan Business Scholl Undergraduate Program Universitas Binus, Hardijanto Saroso menyebut EWS mendukung penghargaan tinggi atas nyawa manusia. Perkembangan teknologi mempermudah dalam mendeteksi bencana lewat saluran TV.
“EWS bisa menyelamatkan nyawa manusia, mengurangi potensi korban atau kematian, menghindari kecelakaan akibat keruntuhan bangunan atau barang, menurunkan kepanikan dan mempersiapkan lebih cepat tindakan pencegahan,” kata Hardijanto.