Jumat 27 Aug 2021 05:30 WIB

Krisis Lebanon, UE Nyatakan Siap Bantu

UE siap membantu pasca reformasi di Lebanon.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
 Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan sebuah tanker bahan bakar, di desa Tleil, Lebanon utara, Minggu, 15 Agustus 2021. Sebuah tanker bahan bakar meledak Minggu pagi di Lebanon utara, menewaskan dan melukai beberapa orang, kata Palang Merah Lebanon. Ledakan itu terjadi saat Libanon menghadapi kekurangan bahan bakar parah yang dipersalahkan pada penyelundupan, penimbunan dan ketidakmampuan pemerintah yang kekurangan uang untuk mengamankan pengiriman bahan bakar impor.
Foto: AP/AP
Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan sebuah tanker bahan bakar, di desa Tleil, Lebanon utara, Minggu, 15 Agustus 2021. Sebuah tanker bahan bakar meledak Minggu pagi di Lebanon utara, menewaskan dan melukai beberapa orang, kata Palang Merah Lebanon. Ledakan itu terjadi saat Libanon menghadapi kekurangan bahan bakar parah yang dipersalahkan pada penyelundupan, penimbunan dan ketidakmampuan pemerintah yang kekurangan uang untuk mengamankan pengiriman bahan bakar impor.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Utusan Uni Eropa untuk Beirut, Ralph Tarraf, menyampaikan surat mendesak kepada Presiden Michel Aoun dari kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell. Dikatakan, surat itu, merupakan saran untuk segera mungkin melakukan reformasi di Lebanon menyangkut krisis yang ada.

"Kami sangat prihatin dengan eskalasi cepat krisis ekonomi, keuangan, keamanan, dan sosial," kata Tarraf dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Aoun, dikutip Anadolu, Jumat (26/8).

Baca Juga

Uni Eropa memperingatkan adanya kemungkinan keruntuhan Lebanon, jika para pemimpin negara itu gagal membentuk pemerintahan. Melalui surat itu, UE dapat membahas pemberian bantuan ke Lebanon setelah pembentukan pemerintahan baru.

Lanjut dia, Aoun dan Perdana Menteri yang ditunjuk Najib Mikati harus menyepakati pemerintahan baru untuk kepentingan rakyat. Berdasarkan informasi, Mikati ditugaskan untuk membentuk pemerintahan oleh Aoun pada 26 Juli lalu, setelah Saad Hariri gagal selama sembilan bulan dalam membentuk pemerintahan karena perbedaan pendapat dengan Aoun.

Diketahui, Lebanon sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah, dengan mata uang lokal kehilangan hampir semua nilainya terhadap dolar. Hingga kini, banyak massa juga memenuhi jalanan dan melakukan protes serta demonstrasi besar-besaran.

zainur mahsir ramadhan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement