REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bertolak ke Doha, Qatar, Kamis (26/8). Dalam kunjungan tersebut, Menlu Retno bertemu dengan Perwakilan Kantor Taliban.
"Di sela-sela kunjungan saya ke Qatar, saya juga bertemu dengan Perwakilan Kantor Politik Taliban di Doha (26/08)," kata Menlu Retno melalui akun resmi Twitternya.
Dalam kesempatan bertemu dengan Taliban, Menlu Retno menyampaikan kepada Taliban sejumlah hal. Pertama, Indonesia meminta Taliban menjalankan pemerintahan inklusif di Afghanistan, kemudian menghormati hak-hak perempuan.
"Saya menekankan kepada Taliban untuk memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang biaknya organisasi dan kegiatan teroris," ujar Menlu Retno.
Menyusul insiden ledakan di Kabul, Indonesia juga mengecam keras serangan bom di dekat bandara Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8). Insiden tersebut menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka.
Baca juga : Ledakan Bom di Bandara Kabul Jadi Mimpi Buruk Joe Biden
"Indonesia mengecam keras serangan teroris dekat bandara Kabul yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak orang," kata Kementerian Luar Negeri RI lewat akun Twitter resminya pada Jumat (27/8).
Taliban sebagai penguasa terkini Afghanistan juga turut mengutuk serangan tersebut. Menurut keterangan pejabat Taliban, 13 sampai 20 orang tewas termasuk anak-anak, sedangkan 52 korban lainnya terluka.
Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, ribuan warga Afghanistan menyemut di bandara Kabul. Mereka berharap dapat disertakan dalam misi evakuasi yang dijalankan negara-negara asing, termasuk Amerika Serikat (AS).
Sebelum insiden pengeboman terjadi, AS, Inggris, dan Australia telah memberi peringatan kepada warganya di Afghanistan untuk tidak datang ke bandara Kabul. Ketiga negara menyebut ada potensi serangan di sana. AS dijadwalkan mengakhiri misi evakuasinya di bandara Kabul pada 31 Agustus mendatang.
Baca juga : Jokowi Optimistis Ekonomi Indonesia akan Membaik