Jumat 27 Aug 2021 14:05 WIB

Ridwan Kamil Keluhkan Pasokan Vaksin dari Pusat

Permintaan 15 juta vaksin per bulan ke pusat masih belum bisa terpenuhi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: biro adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil terus menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk mengejar target 400 ribu dosis vaksin disuntikkan ke masyarakat per hari. Namun, Ridwan Kamil mengaku masih memiliki kendala terkait pasokan vaksin dari pemerintah pusat.

"Permintaan kami agar bisa mendapat 15 juta vaksin per bulan ke pusat masih belum bisa terpenuhi. Kami terus menyuarakan aspirasi 15 juta vaksin ini karena kadang vaksinnya kosong, padahal kami mengejar target Agustus bisa ngejar 400 ribu vaksinasi per hari," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di acara Konferensi Pers Virtual, Jumat (27/8).

Emil mengatakan, pihaknya terus melakukan persiapan vaksinasi masal yang akan digelar Sabtu (28/8) besok agar bisa menjebol target 400 ribu vaksinasi per hari tersebut. Untuk vaksinnya sendiri, memanfaatkan yang sudah ada.

"Dari pusat belum clear disetujui yang 15 juta per bulan ini tapi kami akan terus mengupayakan. Kan kalau tercapai 400 ribuan per hari, maka target Desember akan tercapai insya Allah," kata Emil seraya bersyukur kapasitas vaksinasi ini terus berkembang dari awalnya 50 ribu pada dua atau tiga bulan lalu, sekarang 200-an ribu dosis per hari.

"Kami juga menyasar vaksinasi untuk ibu hamil. ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) sudah mulai dilaksanakan sejak Mei. Di Bogor, Cisarua, KBB ada 1.224 orang dan Kota Bandung 1.000 orang," ujar dia.

Emil pun mengapreasiasi capaian Polda Jabar dalam vaksinasi ini karena telah melebihi target. Yakni dari target 33 ribu sekarang sudah 50-an ribu per hari. "Ini rekor, vaksinasi terbanyak dicapai Polda Jabar bila dibandingkan Polda daerah lain," katanya.

Emil menegaskan, pengendalian Covid-19 di Jabar situasinya sekarang terkendali. Karena, hanya sekitar 4 persen yang aktif. Yakni dari 686 ribu kasus yang aktif 27 ribu. Angka ini, sudah turun 15-an ribu dari sebelumnya. Provinsi Jabar, kata dia, tak punya lagi kasus yang tinggi. BOR sekitar 19 persen dan kepatuhan bagus.

"Tapi jangan euforia tetap waspada jangan lengah. Tingkat kepatuhan masker sekarang sudah baik sekitar 90 persen," katanya.

Selain itu, kata dia, tingkat kesembuhan saat ini 94 persen. Kematian, memang ada persentase kenaikan tapi terjadi karena update data lama. Padahal sebenarnya masih di bawah rata-rata nasional. Total kematian di Jabar 13 ribu dengan penduduk 50 juta. 

"Ini relatif masih di bawah rata-rata nasional. Terus upayakan agar makin rendah kuncinya di isoman dan obat gratis terus diupayakan," katanya.

Program obat gratis pun, kata dia, sekarang berjalan cukup baik. Hal itu terlihat ada 2.000 pasien yang minta obat hingga dua kali. "Isoter atau tempat isolasi persentasinya sangat rendah. Isoter ada di 33 lokasi dengan tingkat keterisian 16 persen. Begitu juga tempat isolasi di desa keterisiannya 26 persen," paparnya.

Saat ditanya apakah memungkin BOR di Jabar nol persen, Emil mengatakan, sangat mungkin. "Mudah-mudahan. Makanya suarakan jangan euforia lengah kalau prokes dilakukan bisa normalitas pandemi jadi endemi. Jadi bisa AKB tanpa ada kedaruratan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement