Jumat 27 Aug 2021 15:26 WIB

Serangan Maut Bandara Kabul dan Peringatan Dini Intelijen

Informasi intelijen menyatakan akan ada serangan di Bandara Kabul

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Dalam gambar yang diambil dari video ini, orang-orang yang terluka mengelilingi lokasi ledakan mematikan di luar bandara di Kabul, Afghanistan, Kamis, 26 Agustus 2021. Dua pelaku bom bunuh diri dan pria bersenjata menargetkan massa yang berkumpul di dekat bandara Kabul, di memudarnya hari-hari pengangkutan udara besar-besaran yang telah menarik ribuan orang yang berusaha melarikan diri dari pengambilalihan Taliban di Afghanistan.
Foto: AP/A?vaka News Agency
Dalam gambar yang diambil dari video ini, orang-orang yang terluka mengelilingi lokasi ledakan mematikan di luar bandara di Kabul, Afghanistan, Kamis, 26 Agustus 2021. Dua pelaku bom bunuh diri dan pria bersenjata menargetkan massa yang berkumpul di dekat bandara Kabul, di memudarnya hari-hari pengangkutan udara besar-besaran yang telah menarik ribuan orang yang berusaha melarikan diri dari pengambilalihan Taliban di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Serangan terhadap Bandara Kabul semestinya bisa diantisipasi lebih awal. Korban meninggal akibat serangan bom di Bandara Kabul meningkat menjadi setidaknya 72 jiwa. Sementara korban luka mencapai 158 orang. Hal itu diungkap beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan. 

Dilaporkan laman Al Arabiya, dari keseluruhan korban tewas yang telah terdata, 12 di antaranya adalah tentara Amerika Serikat. Kematian mereka menorehkan kembali catatan kelam dalam misi Amerika Serikat di Afghanistan yang bakal segera berakhir setelah berumur 20 tahun. Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersumpah akan membalas para pelaku yang terlibat dalam serangan bom di bandara Kabul.

Baca Juga

“Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika Serikat, ketahuilah bahwa kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, dikutip Aljazirah, Jumat (27/8).

Serangan bom ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey memperingatkan adanya laporan intelijen yang "dapat dipercaya" bahwa kelompok militan sedang merencanakan serangan terhadap orang-orang yang berkumpul di Bandara Kabul dalam upaya untuk melarikan diri dari Afghanistan.

Rabu malam (25/8), Kementerian Luar Negeri Inggris menyarankan orang-orang untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai, di mana ribuan orang menunggu penerbangan ke luar negeri menjelang batas waktu 31 Agustus ketika Amerika Serikat dan sekutunya akan menarik pasukan mereka yang tersisa di Afghanistan.

Baca juga : Turki Tarik Pasukan dari Afghanistan

"Sekarang ada laporan yang sangat, sangat bisa dipercaya tentang serangan yang akan segera terjadi, dan itulah sebabnya imbauan Kementerian Luar Negeri diubah tadi malam, bahwa orang-orang tidak boleh datang ke Bandara Kabul, mereka harus pindah ke tempat yang aman dan menunggu instruksi lebih lanjut," kata Heappey kepada radio BBC, Kamis (26/8).

Heappey menegaskan bahwa laporan intelijen tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri oleh militan ISIS telah menjadi "jauh lebih kuat".

"Saya pikir ada keinginan besar di antara banyak orang dalam antrian untuk mengambil kesempatan mereka, tetapi pelaporan ancaman ini memang sangat kredibel. Ada waktu yang nyata untuk itu," tutur dia.

Dia mengatakan bahwa negara-negara Barat mengandalkan Taliban untuk keamanan di luar bandara, dan meskipun ada peringatan, masih banyak orang yang menunggu di sana.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa ancamannya sangat parah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka yang ada di sana," kata Heappey.

"Ada kemungkinan bahwa saat laporan lebih lanjut masuk, kami mungkin dapat mengubah imbauan dan memproses orang lagi, tetapi tidak ada jaminan untuk itu," ujar dia, melanjutkan.

Baca juga : Taliban Kutuk Serangan Bom di Bandara Kabul

Sementara itu, sedikitnya 28 anggota Taliban termasuk di antara orang-orang yang tewas dalam ledakan pada Kamis (26/8) di luar bandara di Kabul, Afghanistan, kata pejabat Taliban kepada Reuters, Jumat.

"Kami telah kehilangan lebih banyak orang daripada Amerika," kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu.Setidaknya 13 tentara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah orang di luar bandara, termasuk anggota Taliban, tewas dalam ledakan pada Kamis.

Pejabat kesehatan Kabul mengatakan 60 warga sipil tewas. ISIS Khorasan (ISIS-K), afiliasi militan yang sebelumnya memerangi pasukan Amerika Serikat di Suriah dan Irak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement