Sabtu 28 Aug 2021 05:25 WIB

Mufti Menk: Anak Milik Allah dan akan Kembali pada-Nya

Mufti Menk mengingatkan agar seorang Muslim tetap tabah ketika kehilangan buah hati.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Mufti Menk: Anak Milik Allah dan akan Kembali pada-Nya
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mufti Menk: Anak Milik Allah dan akan Kembali pada-Nya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap makhluk sejatinya adalah milik Allah dan pada akhirnya akan kembali kepada Allah. Demikian arti dari bunyi bacaan istirja "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un", yang merupakan potongan dari ayat Alquran surat al-Baqarah ayat 156.

Karenanya, ketika kita memiliki anak, saudara kandung, orang tua atau kerabat, Mufti Ismail Menk mengatakan mereka adalah milik Allah. Mufti Menk adalah ulama yang lahir dan besar di Zimbabwe. Kepala departemen fatwa Zimbabwe ini menempuh studi Syariah di Universitas Madinah.

Baca Juga

Ketika belum dikaruniai anak, manusia menangis dan meminta kepada Allah agar ia dikaruniai buah hati. Hingga ketika seorang istri mengandung dan kemudian memiliki anak, betapa bahagia orang tua tersebut merasakannya.

Mufti Menk mengatakan Allah-lah yang menciptakan anak tersebut dan memberikan anak kepada yang ia kehendaki, dan Allah yang memutuskan untuk mengambil anak itu kapan saja. Karena itu, ulama Zimbabwe ini mengingatkan orang tua harus siap untuk itu karena pada dasarnya semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah, termasuk anak yang kita cintai.

"Jadi mari kita ingat, Anda suatu hari akan kehilangan orang yang Anda cintai, tetapi itu bukan akhir dari segalanya. Insya Allah, di akhirat kelak, kita akan bertemu. Dan itulah perbedaan antara orang yang beriman dan tidak beriman," kata Mufti Menk, dalam ceramah yang disampaikannya melalui saluran Youtube miliknya.

Mufti menuturkan, sebagai orang yang beriman, kita meyakini akan bertemu dan berkumpul kembali di akhirat kelak dengan anak yang telah kembali ke sisi Allah dengan kekuatan dan kehendak Allah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement