REPUBLIKA.CO.ID, DEBRECEN -- Timnas bola basket 3x3 putra Indonesia U-18 mendapatkan pengalaman berharga berlaga di FIBA 3x3 World Cup Hungaria. Tergabung di Pool A, timnas putra menelan tiga kekalahan dengan jalan yang berbeda pada ajang yang berlangsung di Kota Debrecen, Hungaria.
Dalam pertandingan pertama melawan Brasil, Selasa (24/8), Indonesia kalah 9-16. Dalam laga ini timnas putra yang kalah postur dalam posisi mengejar hampir sepanjang pertandingan. Ketika mampu menahan Brasil tak mencetak banyak poin dan mendekat 9-12 dalam waktu tersisa kurang dari satu menit, timnas putra membuat kesalahan dalam defense dan kemudian membuat turn over. Kesempatan untuk setidaknya menyamakan kedudukan melayang.
Kemudian pada hari yang sama, Indonesia kalah tipis 15-17 dari Kazakhstan. Kali ini, Indonesia yang selalu unggul walau tipis. Dalam posisi dikejar ternyata membuat timnas putra tak nyaman, bermain terburu-buru dalam offense dan kurang liat dalam defense. Skor imbang 12-12 dan kemudian 15-15 dalam waktu kurang satu menit.
Pada detik-detik krusial, timnas putra membuat satu kesalahan dalam defense yang dihukum tembakan dua poin di luar busur. Skor menjadi 17-15 untuk Kazakhstan yang tak bisa dikejar hingga laga berakhir.
Sementara dalam laga terakhir melawan Ukraina pada Kamis (26/8) malam, timnas putra sudah apes sejak menit awal. Laga belum semenit berjalan, Aaron Nathanael cedera engkel. Padahal, Aaron yang membuka poin pembuka untuk Merah Putih. Sayangnya, setelah itu dia harus dibopong keluar lapangan akibat salah tumpuan saat berebut bola di bawah ring.
Baca juga : Stadion Patriot untuk Liga 1, Walkot Beri 'Lampu Hijau'
Timnas putra kemudian hanya mengandalkan Franciscus Fernando, Rafael Pasha, dan Mikail Jaydra Muhammad. Mereka terus berjuang tanpa diganti karena kekurangan pemain. Sementara Ukraina leluasa merotasi pemain yang ada di lapangan.
Permaina Ukraina yang tenang dan matang membuat poin demi poin mereka kumpulkan. Meski punya pemain jangkung, Ukraina justru banyak mendapatkan poin dari tembakan jarak jauh. Mereka memanfaatkan fokus Indonesia yang menjaga area bawah ring.
Sebaliknya, dalam kondisi yang terlihat kelelahan, timnas putra tak bisa menerapkan permainan tim secara maksimal. Mereka kerap langsung melepaskan tembakan tanpa set play. Sayangnya, akurasi tak maksimal membuat poin yang diharapkan tak kunjung diraih. Baru menjelang akhir pertandingan beberapa tembakan jarak jauh didapatkan. Namun lawan sudah tak terkejar. Ukraina mengakhiri perlawanan Indonesia dengan kemenangan 22-9.
"Cederanya Aaron sangat berpengaruh karena 3x3 ini intensitasnya tinggi. Main bertiga pasti berat banget. Perkiraan Aaron bisa recovery 1-2 pekan," kata team delegate timnas putra Syafiq Ali Mubarak dalam keterangan resmi Perbasi.
Syafiq memberikan contoh beratnya permainan di ajang ini jika hanya mengandalkan kekuatan yang pas-pasan, yakni saat Brasil melawan Kazakhstan. Ketika itu, Brasil dipaksa main dengan tiga pemain setelah satu pemainnya cedera. Pada akhir laga, Brasil pun menyerah 13-21 dari Kazakhstan.
"Kita bisa lihat Brasil bisa kalah lawan Kazakhtan karena main bertiga juga," kata dia.
Baca juga : Sertifikat tak Muncul di Peduli Lindungi? Ini Solusinya
Dengan tiga kekalahan yang diterima, Indonesia berada di juru kunci Pool A. Syafiq menjelaskan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari keikutsertaan Indonesia di ajang ini. Melalui FIBA 3x3 World Cup, Indonesia bisa mengukur posisi di persaingan global.
"Banyak yang bisa diambil di sini, selain pemain dapat mengukur kemampuan mereka kita juga dapat melihat apa yang harus kita tingkatkan untuk bersaing di kompetisi 3x3. Yang perlu dilakukan adalah membuat kompetisi 3x3 berjalan dengan rutin sehingga kita punya pool pemain yang sudah terbiasa bermain 3x3," jelas Syafiq.