REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR— Seorang pemuda anak petani asal Desa Lor, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, bernama Alan Kailey akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya menjadi prajurit TNI Angkatan Udara (AU).
Alan Kailey, anak bungsu dari lima saudara tersebut setelah mendaftarkan diri dan menyandang pangkat prajurit dua (prada) terpilih menjadi siswa terbaik Sekolah Pertama Tamtama Prajurit Karier (Semata PK TNI AU) Angkatan Ke-81 (Semata A-81) dalam acara upacara militer penutupan pendidikan pelantikan, dan penyumpahan 490 prada TNI AU di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jumat (27/8).
Prada Alan Kailey merasa bangga dan bersyukur terpilih menjadi siswa terbaik setelah enam kali mendaftarkan diri sebagai anggota TNI, yakni Angkatan Darat empat kali dan Angkatan Udara dua kali."Akhirnya mimpi saya bisa terwujud," ucap Prada Alan Kailey.
Dia tidak lupa berterima kasih kepada orang tua yang selama ini memberikan motivasi, bimbingan, dan mendorong masuk menjadi TNI AU.
Pada upacara militer yang dipimpin Komandan Kodiklatau Marsekal Madya TNI Tatang Harlyansyahitu dilaksanakan secara terbatas dan ditayangkan secara live streaming oleh Airmen TV Dispenauguna antisipasi penyebaran Covid-19.
Usai upacara, dilanjutkan demo ketangkasan oleh mantan siswa Semata A-81 yang telah menempuh pendidikan selama lima bulan di Skadron Pendidikan 404 Lanud Adi Soemarmo.
Pada upacara penutupan dan pelantikan ini, juga dihadiri Komandan Lanud Adi Soemarmo Marsekal Pertama TNI Agus Setiawan, Dandepohar 50 Kolonel Lek Hadi Siswoyo, dan para pejabat Lanud Adi Soemarmo.
Pada kesempatan itu, Komandan Kodiklatau Marsekal Madya TNI Tatang Harlyansyahmengingatkan kepada mereka untukmenjadikanmomen pelantikan itu sebagai langkah awal menuju keberhasilan dalam melaksanakan pengabdian kepada nusa dan bangsa melalui TNI AU.
Dia berpesan kepada mereka untukmenjadi seorang prajurit yang berdedikasi, disiplin, loyal, patuh, dan taat kepada pimpinan, serta selalu mengedepankan kepentingan dinas di atas kepentingan pribadi.
"Terjadinya perubahan status sipil menjadi militer, membawa konsekuensi yang tidak boleh diabaikan karena sudah pasti penuh risiko dan tantangan," ujarnya.