REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Bocah peniru gaya ceramah Ustadz Das’ad Latif, Muhammad Aming Salleh Abdullah atau yang kerap disapa Adik Aming meninggal. Kabar duka tersebut dikonfirmasi langsung di akun Instagram Ustadz Das’ad Latif.
“Inna Lillahi Waa Inna Ilaihi Rojiun. Adik Muhammad Aming, kelahiran negeri sabah Malaysia, keturunan tanah bugis banyak mengcopy ceramah-ceramah saya sehingga sangat membantu menyebarkan pesan-pesan dakwah, terutama di negeri tetangga Malaysia,” kata Ustadz Dasad dalam akunnya @dasadlatif1212.
Ustadz Dasad mengaku sudah berniat untuk bertemu Adik Aming secara langsung di Malaysia. Namun, sayangnya, takdir berkata lain. “Saya bahkan niat bertemu dia kelak di Tawau, Malysia. Namun, pagi tadi, tepatnya pukul 01.00 dini hari waktu Malysia, Adik Aming wafat,” ujar dia.
Kabar belasungkawa juga disampaikan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Islamil Sabri Yakoob setelah Adik Aming mengalami sesak napas sekitar pukul 01.30 pada Kamis (26/8).
Dalam unggahan Faceboknya, Ismail Sabri menceritakan tentang anak itu saat dia masih menjabat Menteri Senior Keamanan. Dia takjub melihat Adik Aming menasihati masyarakat untuk terus melawan Covid-19.
“Aming adalah anak kecil yang baik dan pintar. Mari kita persembahkan Al Fatihah untuk Almarhum,” ujar dia.
Adik Aming yang masih berumur delapan tahun banyak mendapatkan ketenaran di media sosial, terutama di Facebook. Dia viral lantaran berbicara fasih dengan aksen Sabah meskipun usianya masih muda.
Selain banyak meniru gaya ceramah ustadz, banyak videonya yang mendesak masyarakat untuk mematuhi prosedur operasi standar (SOP) di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir The Star, Jumat (27/8), Ibunda Adik Aming, Santri Sabri (33 tahun), mengatakan Aming meninggal di kediamannya di Jalan Kuhara setelah mengalami sesak napas. Adik Aming adalah anak terakhir dari empat bersaudara.
“Kemarin anak saya sehat karena dia bermain. Bahkan, dia membantu saya membawa banyak barang. Sekitar tengah malam dia lapor mau makan mie instan tapi pukul 01.00 tiba-tiba sholat sebelum menghembuskan napas terakhir,” ucap dia.
Sang ibu mengaku, Aming sering menasihatinya. “Baru-baru ini dia membantu saya dengan bisnis saya di pasar Sin Onn,” tambahnya.
Sementara itu, sang ayah, Alip Mohammad (45 tahun), mengatakan putranya menderita asma dan mudah lelah. Meski begitu, baik Santi dan Alip mengaku mereka sudah menerima takdir tersebut dan menganggap kejadian ini sebagai ujian.
Sumber: thestar