Jumat 27 Aug 2021 17:56 WIB

Disebut Gerakan Paling Ekstrem, SIapakah ISIS-K?

ISIS-K dinilai memiliki perbedaan besar dengan Taliban.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan ISIS (Ilustrasi)
Foto: VOA
Pasukan ISIS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Islamic State of Khorasan Province atau yang dikenal sebagai ISIS-K adalah afiliasi regional dari kelompok ISIS, yang aktif di Afghanistan dan Pakistan. Kelompok ISIS-K disebut yang paling ekstrem dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan. Kelompok ini disebut bertanggung jawab atas serangan di Bandara Kabul.

ISIS-K didirikan pada Januari 2015, bertepatan saat ISIS berada dalam puncak kekuasaan di Irak dan Suriah. ISIS-K merekrut milisi dari Afghanistan dan Pakistan, terutama yang membelot dari Taliban.

Baca Juga

Seperti dilansir BBC, Jumat (27/8), ISIS-K telah disalahkan atas beberapa kekejaman terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menargetkan sekolah perempuan, rumah sakit dan bahkan bangsal bersalin, tempat mereka dilaporkan menembak mati wanita hamil dan perawat.

Berbeda dengan Taliban yang kepentingannya terbatas pada Afghanistan, ISIS-K adalah bagian dari jaringan ISIS global yang melakukan serangan terhadap Barat, internasional, dan kemanusiaan di mana pun.

ISIS-K berbasis di provinsi timur Nangarhar, dekat dengan rute penyelundupan narkoba dan manusia dari Pakistan. Pada puncaknya, kelompok itu memiliki sekitar 3.000 pejuang. Namun ISIS-K telah kehilangan jumlah pejuangnya yang signifikan dalam bentrokan dengan pasukan keamanan AS dan Afghanistan, serta Taliban.

Secara periferal, ISIS-K terkait dengan Taliban melalui pihak ketiga, yaitu jaringan Haqqani. Menurut para peneliti, ada hubungan kuat antara ISIS-K dan jaringan Haqqani, yang terafiliasi dengan Taliban.

Sosok yang sekarang bertanggung jawab atas keamanan di Kabul adalah Khalil Haqqani. Haqqani ditandai sebagai teroris global oleh AS. Pada Februari 2011, Kementerian Keuangan AS menetapkan imbalan sebesar 5 juta dolar AS bagi siapapun yang berhasil menangkap Haqqani.

Sajjan Gohel dari Asia Pacific Foundation telah memantau jaringan militan di Afghanistan selama bertahun-tahun. Dia mengatakan, beberapa serangan besar antara 2019 dan 2021 melibatkan kolaborasi antara ISIS-K, jaringan Haqqani Taliban, dan kelompok teror lainnya yang berbasis di Pakistan.

Ketika Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus, kelompok itu membebaskan sebagian besar tahanan dari penjara Pul-e-Charki. Tahanan yang dibebaskan termasuk militan ISIS dan Alqaidah. Mereka saa ini buron.

Menurut Gohel, ISIS-K memiliki perbedaan besar dengan Taliban. ISIS-K menuduh Taliban meninggalkan jihad dan medan perang, demi penyelesaian negosiasi perdamaian di hotel mewah di Doha, Qatar.

Militan ISIS sekarang menjadi tantangan keamanan utama bagi pemerintahan Taliban yang akan datang. Hal ini menyebabkan, Taliban memiliki persoalan tantangan keamanan yang serupa dengan badan-badan intelijen Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement