REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Serangan yang terjadi di dekat Bandara Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8) menewaskan sedikitnya 13 anggota militer Amerika Serikat (AS) dan melukai 18 personel lainnya. Peristiwa ini pun menjadi hari yang paling mematikan bagi pasukan AS sejak 2011.
ISIS pun mengaku bertanggungjawab atas aksi pengeboman di dekat Bandara Kabul. Ribuan warga AS, sekutu, dan warga sipil Afghanistan telah dievakuasi sejak Taliban mengambil alih negara tersebut dengan cara yang membuat pukulan telak bagi AS serta pemerintahan Presiden Joe Biden.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie, menegaskan akan merespons serangan mematikan yang juga menewaskan puluhan warga sipil Afghanistan tersebut. Selain itu, serangan ini juga merupakan momen pertama kalinya tentara AS gugur dalam pertempuran di Afghanistan sejak 8 Februari 2020 lalu. Saat itu, diketahui dua tentara AS meninggal dan enam orang lainnya terluka.
Insiden yang menimbulkan korban terbesar AS di Afghanistan hingga saat ini terjadi pada 6 Agustus 2011 silam. Kala itu sebuah helikopter AS ditembak jatuh di Maidan Wardak. Serangan itu menewaskan sebanyak 30 tentara AS.