Sabtu 28 Aug 2021 06:23 WIB

ZOE: Beringus-Sakit Kepala Gejala Covid-19 Kasus Terobosan

Gejala pada kasus terobosan tampak berbeda dengan gejala Covid-19 sebelum vaksinasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pria sedang menyeka ingus (Ilustrasi). Gejala paling jamak pada kasus infeksi terobosan vaksin sedikit berbeda dibandingkan gejala umum Covid-19 sebelum orang divaksinasi.
Foto: flickr
Pria sedang menyeka ingus (Ilustrasi). Gejala paling jamak pada kasus infeksi terobosan vaksin sedikit berbeda dibandingkan gejala umum Covid-19 sebelum orang divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang sudah divaksinasi tetap memiliki risiko untuk tertular Covid-19. Itu karena vaksinnya tak ada yang memiliki efektivitas 100 persen untuk mencegah penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) tersebut.

Akan tetapi, mereka yang sudah divaksinasi memiliki risiko yang lebih rendah terhadap sakit berat, perawatan di rumah sakit, dan kematian akibat Covid-19. Ketika terkena Covid-19, orang yang telah disuntik vaksin cenderung menunjukkan gejala yang berbeda dibandingkan dengan orang yang belum divaksinasi.

Baca Juga

Berdasarkan studi terhadap laporan yang masuk melalui aplikasi ZOE Covid Symptom ditemukan bahwa hampir 30 persen kasus Covid-19 di Inggris dialami oleh warga yang sudah menerima dua dosis vaksin. Peningkatan proporsi Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi dinilai lumrah terjadi karena cakupan orang yang divaksinasi juga terus bertambah di tengah tingginya sirkulasi penyakit tersebut.

Karena orang yang sudah divaksinasi tidak 100 persen "kebal" terhadap penularan Covid-19, penting bagi mereka untuk tetap mewaspadai gejala penyakit itu. Berdasarkan data dari studi ZOE Covid, ada lima gejala Covid-19 yang paling sering muncul pada kasus breakthrough infection, yakni kasus infeksi terobosan vaksin.

Gejala Covid-19 tersering pada orang yang sudah divaksinasi lengkap adalah hidung berair atau beringus. Gejala ini dialami oleh 75 persen orang yang mengalami breakthrough infection.

Gejala tersering kedua adalah sakit kepala. Gejala ini ditemukan pada 73 persen kasus breakthrough infection.

Tiga gejala tersering lainnya adalah bersin, nyeri tenggorokan, dan hilang indera penciuman. Persentase dari masing-masing gejala ini pada kasus breakthrough infection adalah 67 persen, 53 persen, dan 51 persen.

Kasus infeksi terobosan vaksin biasanya tidak ditandai dengan gejala tunggal. Normalnya, orang akan merasakan beberapa dari gejala tersebut.

"Data kami menunjukkan bahwa infeksi yang terjadi setelah vaksinasi jauh lebih menyerupai gejala pilek dibandingkan flu," ungkap ahli epidemiologi dari King's College London Profesor Tim Spector, seperti dikutip dari The Sun, Sabtu (28/8).

Peneliti menilai, orang yang sudah divaksinasi tetap perlu mewaspadai kelima gejala ini. Bila mengalami gejala tersebut, mereka sebaiknya menjalani tes Covid-19 untuk mendapatkan kepastian terkait status kesehatannya.

"Kalau Anda bersin dan batuk, kemungkinan besar itu gejala Covid-19 karena virus penyebabnya sekarang yang paling banyak beredar di kalangan orang dewasa, sementara virus lainnya jarang," kata Prof Spector.

Untuk itu, penting juga untuk selalu menutup mulut dan hidung dengan benar ketika bersin atau batuk. Tutupi mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam siku.

Bila diperhatikan, kelima gejala tersering pada kasus breakthrough infection ini sedikit berbeda dibandingkan gejala umum Covid-19 sebelum orang divaksinasi. Gejala-gejala umum tersebut adalah demam, kehilangan indra perasa dan penciuman, serta batuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement