Sabtu 28 Aug 2021 06:37 WIB

Sandiaga: Kampung Buya Hamka Berkah Bagi Alam Semesta

Kampung ini masuk ke tahapan 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. 

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Menparekraf Sandiaga Uno.
Foto: dokpri
Menparekraf Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Kampung kelahiran H Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab dikenal Buya Hamka yaitu Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, masuk ke tahapan 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Kemarin, Jumat (27/8), nagari yang berada di pinggir Danau Maninjau tersebut dikunjungi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. 

Kedatangan Sandi sebagai bentuk apresiasi nagari tersebut masuk ke dalam 50 besar ADWI. "Ini adalah kampung kelahiran Buya Hamka. Semoga nagari Sungai Batang ini Rahmatan Lil Alamin, berkah bagi alam semesta," kata Sandi.

 

photo
Museum Buya Hamka terletak di tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. - (Istimewa)

 

Sandi mengaku, saat dia masih kecil, kerap menyaksikan ceramah Buya Hamka di Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Politikus Partai Gerindra itu mengaku, mengagumi sosok Buya Hamka.

Hamka, menurut Sandi, telah mewariskan keteladanan dan karya-karya hebat untuk umat manusia. Di mana Tafsir Al Azhar yang ditulis Buya Hamka hingga kini menjadi referensi bagi ulama-ulama di dunia.

"Semoga Nagari Sungai Batang ini selalu mendapat keberkahan," ucap Sandi.

Nagari Sungai Batang menjadi satu dari empat nagari di Sumatra Barat yang bakal memperebutkan predikat bergengsi dari ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu. Selain Nagari Sungai Batang di Agam, ada Desa Wisata Kampung Minang Nagari Sumpur, Kabupaten Tanah Datar. Desa Wisata Seribu Gonjong, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Desa Apar, Kota Pariaman.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement