Sabtu 28 Aug 2021 20:20 WIB

Tajikistan Minta Taliban Bentuk Pemerintahan Inklusif

Pemerintah inklusif itu salah satunya dengan melibatkan etnis Tajik.

Red: Teguh Firmansyah
Taliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat.
Foto: AP/Rahmat Gul
Taliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Tajikistan Emomali Rahmon berharap rakyat Afghanistan dapat segera membentuk pemerintahan inklusif. Pemerintah terbentuk dengan melibatkan seluruh kelompok minoritas di negara itu, termasuk etnis Tajik yang mewakili 46 persen populasi Afghanistan.

"Pembentukan pemerintahan diharapkan dapat menyelesaikan masalah keamanan dan politik di negara itu," kata Rahmon.

Baca Juga

Dalam pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Tajikistan yang diterima kantor berita Antara pada Sabtu, Rahmon berharap agar negara tetangganya itu tidak kembali terseret dalam pusaran perang berdarah dan dapat menyusun struktur negara berdasarkan referendum yang mengakomodasi kepentingan semua warga negara.

Tajikistan, tambah dia, tidak akan mengakui pemerintahan yang dibentuk oleh penindasan dan penuntutan, dan tanpa mempertimbangkan kepentingan semua rakyat Afghanistan, terutama kelompok minoritas.