REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Tajikistan Emomali Rahmon berharap rakyat Afghanistan dapat segera membentuk pemerintahan inklusif. Pemerintah terbentuk dengan melibatkan seluruh kelompok minoritas di negara itu, termasuk etnis Tajik yang mewakili 46 persen populasi Afghanistan.
"Pembentukan pemerintahan diharapkan dapat menyelesaikan masalah keamanan dan politik di negara itu," kata Rahmon.
Dalam pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Tajikistan yang diterima kantor berita Antara pada Sabtu, Rahmon berharap agar negara tetangganya itu tidak kembali terseret dalam pusaran perang berdarah dan dapat menyusun struktur negara berdasarkan referendum yang mengakomodasi kepentingan semua warga negara.
Tajikistan, tambah dia, tidak akan mengakui pemerintahan yang dibentuk oleh penindasan dan penuntutan, dan tanpa mempertimbangkan kepentingan semua rakyat Afghanistan, terutama kelompok minoritas.