Pengelola Harap Wisata di Kota Batu Segera Beroperasi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah

Pengendara motor melintas di depan wahana wisata bianglala yang ditutup saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur. (ilustrasi)
Pengendara motor melintas di depan wahana wisata bianglala yang ditutup saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur. (ilustrasi) | Foto: ANTARA/ari bowo sucipto

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengelola wisata di Kota Batu berharap kegiatan pariwisata bisa segera beroperasi. Hal ini dilakukan agar pergerakan ekonomi di tempat wisata bisa berjalan kembali.

Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu, Sujud Hariadi meyakini, tempat wisata di luar ruangan seperti di Selecta lebih aman untuk dikunjungi wisatawan. "Sementara (kalau) mal indoor (di dalam ruangan), jadi untuk safety lebih pada destinasi wisata," kata Sujud di Kota Batu.

Di samping itu, tempat destinasi seperti Selecta sudah menyiapkan protokol Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainability (CHSE). Bahkan, pihaknya sudah sempat menerapkan aturan kesehatan ini sebelum PPKM Darurat dan Level 3-4 berlaku. Sebab itu, dia menilai, destinasi wisata layak untuk dibuka kembali selama pandemi Covid-19.

Sujud mengetahui pemerintah sudah menerapkan sistem barcode hasil vaksinasi untuk bisa memasuki pusat perbelanjaan dan sebagainya. Namun dia kurang menyetujui sistem ini karena baru sedikit anak yang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Jika anak harus pindai barcode juga, maka destinasi wisata tidak bisa bergerak sepenuhnya.

Baca Juga

"Tapi mungkin, nanti ke depannya, beberapa bulan lagi setelah anak-anak sudah mencapai 50 persen vaksinasi, kita bisa terapkan untuk scan barcode. Untuk sementara bisa kepala keluarga, dan ibu (dulu)," jelas Sujud.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan tingkat vaksinasi bisa mencapai 70 persen. Namun hingga kini, Kota Batu baru mampu mencapai 30 persen. Sementara untuk karyawan tempat wisata di Kota Batu sudah 80 persen.

Adapun mengenai kapasitas Selecta, kata Sujud, sebenarnya bisa menampung lebih dari 10 ribu wisatawan. Namun karena kebijakan pembatasan pemerintah, Selecta hanya boleh menerima 50 persen dari total daya tampung pengunjung. "Kita 50 persen dari 10 ribu itu masih aman, 5.000 wisatawan, itu juga tidak mungkin berbarengan (datang)," ungkapnya.

Pada saat puncak liburan, Selecta hanya dikunjungi 1.000 sampai 2.000 orang. Jika batasan 5.000 orang dengan luas lahan mencapai 10 hektare, maka jarak antarpengunjung bisa sampai 10 meter. Sebab itu, dia meyakini tidak akan ada penumpukan pengunjung bahkan saat puncak liburan.

Untuk diketahui, saat ini Kota Batu masih berada di zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19. Total kasus positif Covid-19 di kota wisata ini telah mencapai 2.942 orang. Dari jumlah tersebut, 2.542 orang sembuh, 249 orang meninggal dunia dan 151 orang lainnya masih dalam perawatan.

 

 

Terkait


Baznas Kota Batu Beri Bantuan Relawan Penggali Kubur

Tingkat Vaksinasi di Kota Batu Baru 30,64 Persen 

Bupati Banyumas Ingin Wisata Outdoor dan Mal Diizinkan Buka

Kota Batu Nol Zona Merah dan Oranye Covid-19

Mahasiswa UMM Bantu Kembangkan Wisata di Kajoetangan

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark