Ahad 29 Aug 2021 13:23 WIB

Dinas PUPR Depok Bersihkan Gulma Situ di Pengarengan

Gulma yang sempat menutupi Situ Pengarengan sudah dibersihkan sebanyak 60 persen.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Bilal Ramadhan
Relawan Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) membersihkan tumbuhan eceng gondok di Situ Pengarengan, Depok, Jawa Barat, Ahad (6/6/2021). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2021 dengan melakukan kegiatan membersihkan Situ Pengarengan dari limbah rumah tangga dan tumbuhan eceng gondok.
Foto: ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA
Relawan Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) membersihkan tumbuhan eceng gondok di Situ Pengarengan, Depok, Jawa Barat, Ahad (6/6/2021). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2021 dengan melakukan kegiatan membersihkan Situ Pengarengan dari limbah rumah tangga dan tumbuhan eceng gondok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok telah menyelesaikan pembersihan gulma atau eceng gondom di Situ Pengarengan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Gulma yang sempat menutupi permukaan air di Situ Pengarengan sudah dibersihkan sebanyak 60 persen.

"Pembersihan dilakukan dengan menggunakan dua alat berat. Kami sudah lakukan pengangkatan gulma sejak awal Agustus 2021 lalu, saat ini progresnya mencapai 60 persen," ujar Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi.

Menurut Dadan, dua alat berat yang digunakan yaitu Truxor dan Ampibi. Alat-alat ini akan terus dioperasikan hingga semua gulma terangkat. "Sebelumnya, gulma sudah menutupi 70 persen permukaan Situ Pengarengan. Untuk itu kami, kerahkan alat berat guna mengangkat semua gulma," terangnya.

Lanjut Dadan, selain itu, pihaknya juga menerjunkan dua regu Satgas Banjir Dinas PUPR Kota Depok yang terdiri dari 20 orang untuk melakukan pembersihan di lokasi tersebut.

"Gulma tumbuh lebih cepat sehingga diperlukan penanganan serius. Satgas tetap berada di lokasi selama ada alat berat karena untuk mempercepat proses pembersihan. Setelah diangkat, gulma akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Satu unit truk juga sudah kita sediakan," tuturnya.

Ia menambahkan dua alat berat yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda. Truxor hanya bisa mengangkat gulma dan sampah yang ada di setu, sedangkan Ampibi berfungsi untuk mengangkat sedimen lumpur dari dasar situ.

"Sementara kami fokus untuk mengangkat gulma. Setelah bersih, kita akan lakukan normalisasi secara keseluruhan," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement