Ahad 29 Aug 2021 17:31 WIB

Memahami Perbedaan Rilis Film di Bioskop Vs Streaming

Sulit membicarakan kualitas film tanpa membahas kinerja di box office.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Memahami perbedaan film yang dirilis di bioskop dan platform layanan streaming (ilustrasi).
Foto: Antara/FB Anggoro
Memahami perbedaan film yang dirilis di bioskop dan platform layanan streaming (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pandemi Covid-19 tidak membuat sineas film berhenti berkarya. Layanan streaming justru kian naik daun akibat ditutupnya bioskop.

Hanya saja, performa streaming film dinilai sulit dibandingkan dengan rilis di bioskop, terutama karena tayangan streaming tidak dapat dikonversi ke box office yang setara. Dengan munculnya tontonan secara streaming, belum jelas bagaimana kinerja film harus dievaluasi dibandingkan dengan rilis teater tradisional.

Hanya dengan menghitung jumlah penayangan yang dilaporkan dengan harga tiket rata-rata, dinilai bisa menjadi cara yang sangat tidak akurat untuk membandingkan streaming dengan box office. Meskipun mungkin tampak seperti cara cepat dan mudah untuk mengetahui berapa banyak film streaming yang akan dihasilkan jika jumlah orang yang sama telah menontonnya di bioskop, berbagai faktor membuat perbandingan itu sangat tidak akurat, bahkan sebagai perkiraan kasar.

Pelacakan box office sangat penting untuk fil. Sulit untuk berbicara tentang kualitas film tanpa menjadikan box office sebagai bagian utama dari pembahasan. Jadi, karena tayangan film streaming tidak menghasilkan pendapatan box office, apakah layak jika kinerjanya dibandingkan? 

Film yang tidak dirilis di bioskop dipandang bernilai lebih rendah sebelumnya. Namun berkat Netflix, Amazon Prime, Hulu, HBO Max, dan banyak lagi, telah membuat streaming film menjadi lebih eksklusif dan membuktikannya melalui nominasi sebuah penghargaan atau beberapa raihan piala.

Box office tidak pernah benar-benar memiliki tempat yang tepat dalam percakapan penonton sejak awal. Kadang-kadang sangat membantu untuk menggunakan popularitas film sebagai cara untuk menyimpulkan kualitas melalui bukti sosial, tetapi banyak film hebat gagal di box office dan juga film yang ditinjau dengan buruk membawa hasil box office besar. 

Dalam beberapa kasus, seperti film Star Wars: The Rise of Skywalker yang meraih 1 miliar dolar AS atau Rp 14,3 triliun di box office menjadi kekecewaan, sementara di sisi lain, bisa menjadi hit besar. Berikut beberapa perbandingan antara streaming dan box office, dilansir Screen Rant, Ahad (29/8):

1. Box office seharusnya tidak penting bagi penonton

Dalam upaya untuk memahami keberhasilan atau kegagalan rilis streaming, tidak jarang memakai matematika box office sederhana, di mana jumlah film dikalikan dengan jumlah penayangan. Berapa tiket terjual, tetapi jumlah yang dihasilkan sama sekali tidak berguna. 

Ada gesekan pembelian untuk hampir setiap tiket bioskop yang dijual karena tiket perlu dibeli, sedangkan, pada streaming, biayanya tidak terlihat dan sudah dikeluarkan melalui pembayaran bulanan otomatis. Artinya, tidak ada biaya langsung untuk menekan tombol putar pada film streaming, dibandingkan pengawasan yang jauh lebih besar atas keputusan untuk menonton sesuatu di layar lebar.

Ada juga berbagai faktor biaya dan kenyamanan lain untuk layar lebar seperti waktu perjalanan, biaya makanan ringan, waktu tayang, biaya penitipan anak potensial, dan lainnya. Biaya dan kenyamanan menonton film di bioskop adalah pengalaman yang sangat berbeda daripada streaming film. 

Di sisi lain, ada juga penonton yang lebih luas untuk teater. Rilis streaming biasanya hanya tersedia untuk basis pelanggan dari platform streaming tertentu, mulai dari beberapa juta hingga beberapa ratus juta. Berbeda dengan rilis teater yang terbuka untuk siapa saja dalam jarak perjalanan dari bioskop, yang jumlahnya bisa mencapai miliaran, tergantung pada seberapa luas perilisannya.

2. Streaming film tidak pernah membutuhkan pendapatan box office

Menghitung potensi box office dari rilis streaming tidak masuk akal bagi pemirsa, tetapi bahkan kurang masuk akal untuk platform streaming itu sendiri. Alasan box office dihitung untuk rilis teater adalah karena penting bagi bioskop dan studio atau pemegang saham, mengetahui berapa banyak film yang masuk, karena penjualan tiket sering menjadi salah satu sumber pendapatan utama untuk rilis teater. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement