Senin 30 Aug 2021 00:46 WIB

Pemilu Jerman Memanas Saat Suara Partai Berkuasa Tergelincir

Kampanye untuk menentukan pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel kian memanas

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Kanselir Jerman Angela Merkel. Kampanye untuk menentukan pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel kian memanas. Ilustrasi.
Foto: AP/Markus Schreiber
Kanselir Jerman Angela Merkel. Kampanye untuk menentukan pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel kian memanas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kampanye untuk menentukan pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel kian memanas. Jajak pendapat terbaru menunjukkan partai moderat kiri Social Democratic Party (SPD) mengungguli partai berkuasa Christian Democratic Union (CDU) dari sayap konservatif.

Jajak pendapat INSA yang digelar surat kabar Bild am Sonntag pada Ahad (29/8) menunjukkan dukungan pada SPD naik dua poin dibandingkan pekan lalu menjadi 24 persen. Angka itu menjadi angka tertinggi mereka dalam empat tahun terakhir. Sementara CDU turun dua poin menjadi 21 persen yang merupakan angka terendah mereka dalam jajak pendapat pemilu tahun ini.

Baca Juga

Jerman akan membuka tempat pemungutan suara pada 26 September mendatang untuk menentukan pengganti Merkel. Merkel akan turun dari jabatan Kanselir setelah 16 tahun berkuasa dan memenangkan empat pemilihan umum. Turunnya Merkel memperlemah dukungan terhadap aliansi konservatif.

Survei dua pekan terakhir menempatkan SPD sebagai calon unggulan. Dukungan terhadap CDU dan partai sayap di Bavaria, Christian Social Union (CSU), turun beberapa pekan terakhir. Kandidat Kanselir dan ketua CDU, Armin Laschet, mendapat hujan kritikan karena tertangkap kamera tertawa saat berkunjung ke daerah terdampak banjir bulan lalu.

Secara hipotesis survei INSA menunjukkan kandidat Kanselir SPD, Menteri Keuangan Olaf Scholz, akan meraih 31 persen suara. Sementara Laschet hanya 10 persen dan kandidat dari Partai Hijau Annlena Baerbock mendapat 14 persen suara.

Ketiga kandidat dijadwalkan melakukan debat yang disiarkan televisi pada Ahad. Walaupun unggul di jajak pendapat, SDU masih harus bekerja sama dengan dua partai lain untuk dapat memerintah.

Hal ini memicu pertanyaan koalisi mana yang mungkin akan terbentuk. Dalam wawancaranya dengan majalah Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung, Scholz menolak mengesampingkan berkoalisi dengan partai kiri Linke. Ia mengatakan pemerintah Jerman harus berkomitmen pada keanggotaan NATO. Partai Linke yang dalam jajak pendapat hanya mendapat enam persen suara ingin menghapus NATO.

Sementara Kandidat Partai Hijau Baerbock menjaga jarak untuk bermitra dengan Linke. "Linke telah mengesampingkan dirinya sendiri, karena bahkan tidak bersedia mendukung Bundeswehr untuk menyelamatkan warga negara dan pasukan Jerman dari Afghanistan," kata Baerbock pada surat kabar Funke.

Laschet meragukan komitmen SPD dan Partai Hijau dalam mendukung militer Jerman. Hal itu tercermin dari langkah mereka yang memblokir kebijakan untuk melindungi tentara di masa lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement