Ahad 29 Aug 2021 22:30 WIB

Kereta Bandara Diharapkan Dongkrak Pariwisata DIY

Kereta api bandara salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan sejak 2015.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Penumpang berada di dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Tugu, Yogyakarta.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Penumpang berada di dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Tugu, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyebut, beroperasinya kereta api bandara Yogyakarta International Airport (YIA) diharapkan dapat mendongkrak pariwisata DIY. Terutama geliat pariwisata di Kota Yogyakarta.

Kereta bandara YIA sendiri sudah diluncurkan sejak Jumat (27/8). Kereta api bandara merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan sejak 2015 dengan nilai anggaran Rp 1,1 triliun.

Baca Juga

"Pengerjaan kereta bandara dapat selesai dengan cepat, diharapkan dengan adanya kereta api bandara dapat mendongkrak geliat pariwisata di DIY," kata Haryadi belum lama ini.

Pada tahap awal operasional, kereta bandara YIA ini beroperasi sebanyak 26 perjalanan per hari. Saat ini baru ada tiga stasiun pemberhentian untuk kereta bandara yakni Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Wates dan Stasiun YIA. "Untuk jeda setiap keberangkatan kereta itu sekitar 30 menit," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti.

Made menyebut, pihaknya juga berencana untuk menambah satu stasiun pemberhentian yakni di Stasiun Maguwo. Hal ini, katanya, juga sebagai tindaklanjut dari arahan pemerintah pusat yakni Kementerian Perhubungan.

"Maguwo itu punya market sendiri, jadi penumpang yang dari timur tidak harus ke Tugu, tapi bisa langsung dari Maguwo. Tapi ini baru diskusi saja," ujar Made.

Di masa PPKM level 4 ini, kapasitas kereta maksimal diisi 70 persen dengan protokol kesehatan yang ketat. Saat ini, kata Made, baru dua unit kereta bandara yang beroperasi. "Penumpangnya juga tidak full, karena mungkin masyarakat cenderung masih merasa lebih aman menggunakan kendaraan pribadi," jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement