REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan menanam sebanyak 6.000 bibit vegetasi pantai jenis cemara laut di lahan seluas 9,6 hektare di wilayah pesisir pantai Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, guna mengantisipasi dampak bencana tsunami.
"Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat pesisir apabila terjadi bencana tsunami," ujar Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Pamuji Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (29/9).
Tari menjelaskan permasalahan bencana khususnya di wilayah pesisir menjadi perhatian pemerintah, karenanya penanaman vegetasi pantai diharapkan dapat memperkuat ketangguhan di wilayah pesisir.
Vegetasi pantai yang ditanam oleh KKP berfungsi sebagai buffer atau kawasan penyangga untuk mengurangi energi dan dampak tsunami terhadap infrastruktur pantai.
Selain itu vegetasi pantai juga bermanfaat dalam membangkitkan ekonomi masyarakat melalui mata pencaharian alternatif yang muncul dari adanya kawasan hutan pantai.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menerangkan Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami.
Berdasarkan riwayat bencana yang terjadi pada tahun 2006, 2009 dan 2017 telah terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 6,8-7,3. Menurutnya, program bantuan penanaman vegetasi pantai yang dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan gerakan nyata dalam upaya mencegah kerusakan yang besar dampak bencana, terutama tsunami.
"Tahun 2021 KKP telah melakukan penanaman vegetasi pantai jenis cemara laut. Cemara laut dipilih dengan pertimbangan tumbuhan tersebut mendominasi di lokasi target penanaman. Sebanyak 6.000 bibit cemara laut ditanam pada area seluas 9,6 hektare yang terbagi di empat lokasi pesisir Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Desa Ciheras, Desa Mandala Jaya, Desa Cidadap dan Desa Cimanuk," paparnya.
Yusuf menyebutkan demi menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan telah ditetapkan empat kelompok penerima bantuan kegiatan penanaman vegetasi pantai yang akan memelihara, memanfaatkan dan mengelola bantuan, yaitu Pokwasmas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Nusa Manuk, Mandalajaya, Ciheras, dan Cidadap.
Sebelumnya, pada tahun 2020, KKP juga telah melakukan hal serupa yang dilakukan di Kota Palu pasca terjadinya peristiwa bencana tsunami yang menerjang wilayah pesisir Kota Palu.