REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein mengatakan pembicaraan Saudi-Iran sedang berlangsung di Baghdad untuk mencapai kesepahaman untuk mengakhiri keretakan antara kedua negara tetangga.
Pada Sabtu (28/8), Irak menjadi tuan rumah konferensi untuk mempromosikan kerja sama regional, dengan partisipasi sejumlah negara, termasuk Arab Saudi dan Iran.
"Apa yang kami pahami dari kedua belah pihak adalah bahwa mereka memiliki keinginan besar untuk mencapai hasil positif untuk menyelesaikan masalah yang macet antara kedua negara," kata Hussein.
Pada April, Baghdad menjadi tuan rumah pembicaraan rahasia antara Riyadh dan Teheran, untuk pertama kalinya sejak kedua rival memutuskan hubungan diplomatik pada 2016. Hussein mengatakan konferensi Baghdad berhasil mengumpulkan negara-negara regional dengan maksud untuk menciptakan peluang dialog di antara mereka.
Konferensi tersebut dihadiri oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Tamim bin Hamad dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Turut hadir dalam konferensi tersebut Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk Nayef Al-Hajraf, Wakil Presiden UEA dan penguasa Dubai Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit. Peserta lainnya termasuk perwakilan dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB, negara-negara G20 dan Uni Eropa.