Senin 30 Aug 2021 11:57 WIB

Bima Arya: UMKM Harus Punya Semangat Juang

Bima sebut di Bogor banyak sekali produk UMKM yang sudah membanggakan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Perajin membuat kerajinan gelas dari bahan bambu di Imah Kreasi Awi, Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/4/2021). Pemerintah terus berusaha untuk memberikan relaksasi kepada UMKM dengan meningkatkan program pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan dari semula Rp50 juta menjadi Rp100 juta sebagai bagian program paket Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terbaru selama masa pandemi COVID-19.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA
Perajin membuat kerajinan gelas dari bahan bambu di Imah Kreasi Awi, Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/4/2021). Pemerintah terus berusaha untuk memberikan relaksasi kepada UMKM dengan meningkatkan program pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan dari semula Rp50 juta menjadi Rp100 juta sebagai bagian program paket Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terbaru selama masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Berdasarkan data milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, selama pandemi Covid-19, 60 persen warga Kota Bogor berkurang pendapatannya, 35 persen sempat kehilangan pekerjaannya. Namun, ada juga sekitar 5 persen warga yang pendapatannya naik ketika masa pandemi.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyebutkan, 5 persen warga merupakan mereka yang bisa melihat peluang di beberapa bidang. Salah satunya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Ada yang usaha di bidang urban farming, produk UMKM, di bidang alat-alat kesehatan dan lainnya karena yang terpenting bagaimana kita bisa saling berbagi dan sama-sama menyemangati untuk melihat peluang,” kata Bima Arya.

Pemkot Bogor kata dia, terus berusaha dan berikhtiar membuka lebih banyak kesempatan melalui dinas, seperti pelatihan dan bantuan pemasaran. Baru-baru ini, Pemkot Bogor meluncurkan program Bogor Hitz.

Bogor Hitz ini merupakan aplikasi bagi warga yang menekuni usaha kecil, terlebih dahulu di akurasi, diseleksi baru setelah masuk Bogor Hitz dilatih, dibantu, dikembangkan untuk dibukakan pasarnya.

“Hal paling penting dari UMKM itu daya juang untuk terus belajar, mengasah diri, tidak bergantung pada bantuan-bantuan yang lain, karena kalau bergantung pada bantuan tidak akan bisa berkembang,” tegasnya.

Bima Arya menuturkan, ia banyak melihat UMKM yang semangat, berusaha mencari di internet, mencari kesempatan untuk memperbaiki produk, belajar dari yang lain hingga sukses. Dan banyak bertemu dengan rekan UMKM yang bermodal di bawah Rp 10 juta tapi tumbuh besar.

Dia mencatat, di Bogor banyak sekali produk UMKM yang sudah membanggakan, yang berasal dari produk-produk khas Bogor. Banyak yang bisa dikembangkan tidak saja kuliner, tapi juga bidang kerajinan tangan, dekorasi rumah tangga yang permintaannya tinggi.

“Saling mendorong, memotivasi agar bisa naik kelas, yang kelasnya tinggi bisa membantu yang di bawah dan yang dibawah terus belajar dari yang sudah sukses,” imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement