Senin 30 Aug 2021 14:45 WIB

Taliban Tolak Pembentukan Zona Aman di Kabul

Taliban menolak gagasan zona aman yang dikendalikan PBB di Kabul

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Patroli Taliban di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 28 Agustus 2021.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Patroli Taliban di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 28 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Taliban menolak gagasan zona aman yang dikendalikan PBB di Kabul. Menurut kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara tersebut, gagasan zona aman tidak diperlukan.

Sabtu (28/8) lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris dan London akan menggelar pembicaraan. Mereka akan membahas pembentukan 'zona aman' agar operasi humanitarian dapat terus dilakukan.

Baca Juga

"Itu tidak perlu. Afghanistan adalah negara merdeka, mengapa bisa zona seperti itu dibentuk di Prancis atau Inggris," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen pada stasiun televisi France Inter seperti dikutip Sputnik News, Senin (30/8).

Namun ia menambahkan Taliban mendukung gagasan membuat kesepakatan dengan 'sejumlah negara' untuk membantu operasi perbaikan bandara Kabul. Afghanistan jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus lalu.

Baca juga : Taliban Izinkan Semua Warga Asing Keluar dari Afghanistan

Negara-negara asing mengevakuasi warga dan diplomatnya serta ribuan warga Afghanistan yang nyawanya terancam dibawah pemerintahan Taliban. Mereka bergegas berdesak-desakan di bandara Kabul untuk meninggalkan Afghanistan.

Pada Kamis (25/8) lalu ISIS menyerang bandara yang penuh sesak. AS membalas serangan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement