REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan vaksinasi bisa tembus 100 juta dosis pada pekan ini. Hal ini untuk mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini vaksinasi sudah mencapai 96,5 juta.
"Indonesia sekarang 96,5 juta. Menurut Menkes (Budi Gunadi Sadikin) nanti akan diupayakan minggu ini tembus 100 juta dan sekarang termasuk di negara di atas 100 juta vaksinasinya," ujarnya saat rapat bersama DPR secara virtual, Senin (30/8).
Menurutnya program vaksinasi di Indonesia masih cenderung lemah yaitu masih di bawah satu juta dosis per hari. Adapun jumlah ini menurutnya akan terus didorong agar bisa menyentuh angka dua juta suntikan per hari.
“Percepatan vaksinasi sangat penting untuk pemulihan ekonomi. Vaksinasi dirasa semakin penting sebab kini sekolah di beberapa wilayah mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka,” ungkapnya.
Sri Mulyani menyatakan pemerintah ingin mulai menormalisasi kegiatan belajar mengajar, namun syarat pandemi bisa dikendalikan, salah satunya vaksinasi. “Anak-anak yang usia sekolah ini juga menjadi perhatian untuk keinginan kita menormalisir sekolah namun aman dari Covid-19,” ucapnya.
Maka itu Sri Mulyani mengingatkan pandemi akan berubah menjadi endemi. Hal ini artinya kasus Covid-19 kemungkinan tidak akan bisa hilang 100 persen namun ancaman terhadap jiwa dan dampaknya terhadap sosial ekonomi akan mulai bisa diminimalkan.
“Semuanya sepakat bahwa pandemic ini very likely atau likely menjadi endemic. Hanya bagaimana semua negara mendesainnya. Kasus yang memang tidak hilang begitu saja. Ini yang merupakan perjuangan untuk sekarang kita lakukan,” tandasnya.
Sri Mulyani juga meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan dengan disiplin menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap penurunan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa hari terakhir dapat konsisten. Hal ini agar tidak lagi diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara ketat.
"Mobilitas kita drop 17 persen (akibat PPKM). Jadi kalau Covid merebak itu dampaknya sangat dalam. Dari sisi ritel dan rekreasi drop 13 persen gara-gara PPKM. Grocery dan farmasi yang biasanya positif pun juga menukik ke bawah," ucapnya.