Wali Kota Yogya Berharap Kereta Bandara Dongkrak Pariwisata
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Kereta Api Bandara YIA saat uji coba sarana rangkaian kereta di Stasiun Kereta Api Bandara YIA, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (30/8). Rencananya KA Bandara YIA mulai beroperasi komersil pada September mendatang. Waktu tempuh menuju Bandara YIA dari Stasiun Yogyakarta selama 39 menit. Tarif yang diberlakukan pada awal operasional nanti sebesar Rp 20 ribu untuk sekali perjalanan. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyebut, beroperasinya kereta api bandara Yogyakarta International Airport (YIA) diharapkan dapat mendongkrak pariwisata DIY, terutama geliat pariwisata di Kota Yogyakarta.
Kereta bandara YIA sudah diluncurkan sejak Jumat (27/8). Kereta api bandara merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan sejak tahun 2015 dengan nilai anggaran Rp 1,1 triliun.
"Pengerjaan kereta bandara dapat selesai dengan cepat, diharapkan dengan adanya kereta api bandara dapat mendongkrak geliat pariwisata di DIY," kata Haryadi belum lama ini.
Pada tahap awal operasional, kereta bandara YIA ini beroperasi sebanyak 26 perjalanan per hari. Saat ini baru ada tiga stasiun pemberhentian untuk kereta bandara yakni Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Wates dan Stasiun YIA.
"Untuk jeda (headway) setiap keberangkatan kereta itu sekitar 30 menit," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti.
Made menyebut, pihaknya juga berencana untuk menambah satu stasiun pemberhentian yakni di Stasiun Maguwo. Hal ini, katanya, juga sebagai tindaklanjut dari arahan pemerintah pusat yakni Kementerian Perhubungan.
"Maguwo itu punya market sendiri, jadi penumpang yang dari timur tidak harus ke Tugu, tapi bisa langsung dari Maguwo. Tapi ini baru diskusi saja," ujar Made.
Di masa PPKM level 4 ini, kapasitas kereta maksimal diisi 70 persen dengan protokol kesehatan yang ketat. Saat ini, kata Made, baru dua unit kereta bandara yang beroperasi.
"Penumpangnya juga tidak full, karena mungkin masyarakat cenderung masih merasa lebih aman menggunakan kendaraan pribadi," jelasnya.