REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memantau siswa pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sejak di sekolah hingga pulang ke rumah melalui grup Whatsapp orang tua. Hal ini untuk memastikan siswa dalam keadaan sehat.
"Kami tetap pantau, kami gandeng para wali kelas memantau lewat grup Whatsapp (WA). Jadi, kalau sudah sampai rumah, orang tua beritahu di WA grup bersama wali kelas," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan Abd Rachem saat ditemui di SMK N 32 Jakarta, Senin (30/8).
Ia mengatakan langkah ini juga dilakukan untuk mengecek perkembangan belajar siswa, terutama mereka yang belum bisa bergabung secara langsung di kelas. "Karena ini sistemnya campuran (blended learning) sehingga apa yang diajarkan di rumah juga diajarkan di sekolah," kata dia.
Rachem mengatakan bila salah satu siswa di satu sekolah terindikasi Covid-19, maka ia akan menghentikan sementara pembelajaran selama tiga hari. Untuk mencegah hal tersebut, ia bersama sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai petunjuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Di atas pukul 11.00 sudah tidak ada kegiatan dan di luar sekolah juga belum diizinkan. Kami pastikan pengecekan suhu tubuh ke semua warga sekolah, kalau ada siswa yang badannya panas kita sarankan ke UKS (usaha kesehatan sekolah). Kalau masih panas kita telepon orang tuanya," kata Rachem.
Ia menjelaskan hingga saat ini belum menemui kendala terkait kegiatan PTM karena setiap sekolah sudah mempersiapkan semua sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dengan baik. Ia menambahkan secara keseluruhan ada 61 sekolah di wilayah II Jakarta Selatan yang menggelar kegiatan PTM secara terbatas.
"Di Jakarta Selatan II yang lolos asesmen 69 sekolah, terdiri dari TK, hingga SMA/SMK. Kami juga pastikan 90 persen siswa sudah divaksinasi semua. Kami juga berkoordinasi dengan lintas sektor. Kesehatan guru dan siswa dikontrol setiap hari," kata dia.