REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah rerumputan Rancamaya Farm, Erik Firdaus (39 tahun) bersama karyawannya, Mang Bocim (41 tahun) sedang mencukur rambut seekor domba Merino betina. Di sekelilingnya, empat ekor domba Merino berambut putih tebal lain sedang berkeliaran, sambil sesekali mengganggu Erik dan Mang Bocim yang sedang serius.
Terletak di RT 04/07 Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Erik selaku pemilik dari Rancamaya Farm mengembangbiakan puluhan ekor kambing dan domba. Baik yang silangan, maupun yang murni diimpor dari Australia. Tak hanya sekali domba-domba tersebut dilepaskan di lahan seluas sekitar 2.100 meter persegi ini.
Selain ada peternakan kambing dan domba, di sisi kiri terdapat booth wedding organizer milik istri Erik yang dinamakan ‘Eka Wedding Gallery’. Selain kerap digunakan menjadi lokasi resepsi pernikahan, ada juga sejumlah pasangan yang melaksanakan foto pre-wedding bersama domba-domba lucu milik Erik. Apalagi, domba-domba tersebut sering disamakan dengan domba di film anak-anak ‘Shaun the Sheep’.
Ditemui Republika pada akhir pekan lalu, Erik yang bekerja di PT Pertamina ini bercerita, pengembangbiakan kambing dan domba yang dilakukannya merupakan hobi yang dijalaninya. Selain itu, dia ingin melakukan pengembangbiakan atau breeding murni, silangan, dan memberikan edukasi kepada para petani ke depannya jika pembiakannya berhasil.
Dia tidak sendiri, untuk mengembangbiakan kambing dan dombanya, dia bekerjasama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Cinagara, Kabupaten Bogor. Selain hobi, sejumlah kambing dan domba persilangan dari Rancamaya Farm juga berhasil dijual untuk konsumsi qurban dan aqiqah.
Diawali dari 2015, Erik mengembangbiakan kambing Boer asal Afrika berjenis Boer. Kambing bertanduk besar dan berjanggut ini, disilangkan dengan kambing lokal jenis Jawa Randu dan Kacang. Dari hasil persilangan tersebut, sejak 2017, Erik sudah mendapatkan sekitar 200 ekor kambing berkualitas yang sudah dijual.
“Tujuan awalnya saya mencari kambing pedaging yang unggul, mudah dipelihara, penambahan bobot maksimal, dan kualitasnya maksimal. Saya riset, ternyata kambing paling bagus itu kambing Boer,” tutur Erik, sambil mengelus kambing Boer tertuanya yang berambut cokelat.
Dilanjut pada 2019, bersama ratusan peternak domba di pulau Jawa, Erik membeli domba asal Australia untuk dikembangbiakkan. Dari situ, dia mendapatkan domba jenis Merino, Teksel, Suffolk, Barbados, dan Dorper Black Head yang saat ini masih diriset di peternakannya.
Untuk domba, Rancamaya Farm telah menghasilkan sekitar 40 ekor domba silangan selama dua tahun. Ke depannya, Erik berencana melakukan kerjasama dengan petani lokal untuk mengembangbiakan domba lokal dan domba impor miliknya.
“Jadi kalau komersil sepertinya belum, masih mengembangkan diri sendiri, sambil nanti mengajak petani plasma untuk meningkatkan kualitas domba. Kami juga masih meneliti varietas terbaik domba,” kata dia.
Asep Mulyadi, atau kerap disapa Bang Bocim, tiap hari membantu Erik mengurus kambing dan domba mulai pukul 07.00 WIB. Dilanjut membersihkan kandang, memindahkan kotoran ternak ke tabung biogas, memandikan kambing setiap dua pekan sekali, dan mencukur rambut domba.
Selain ada wedding organizer dan peternakan, Rancamaya Farm juga memiliki kedai makan di depan pintu masuknya. Kedai tersebut berbagai macam kudapan, makanan berat, dan minuman dingin.
Ke depannya, Rancamaya Farm juga akan dikembangkan menjadi lokasi wisata berbasis lingkungan atau pariwisata. Mulai dari rencana pembuatan arung jeram di aliran Sungai Cisadane, fasilitas berkeliling dengan mobil ATV, menjelajahi kebun durian, hingga kedai kopi di tepi sungai.