REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi kota Mosul di Irak utara, Ahad (29/8). Kota ini mengalami kehancuran luas selama perang mengalahkan ISIS pada 2017.
Macron memulai kunjungannya ke Mosul dengan mengunjungi Gereja Our Lady of the Hour, sebuah gereja Katolik yang rusak parah selama pemerintahan Daesh (ISIS) yang berlangsung dari 2014 hingga kekalahan ekstremis tiga tahun kemudian. Anak-anak Irak berpakaian putih dan mengibarkan bendera Irak dan Prancis bernyanyi saat kedatangan Macron.
Itu adalah gereja yang sama di mana Paus Fransiskus memimpin doa khusus selama kunjungan ke Irak pada Maret. Selama perjalanan, Paus mendesak umat Kristen Irak memaafkan ketidakadilan terhadap mereka oleh para ekstremis dan membangun kembali saat ia mengunjungi reruntuhan gereja.
Macron bergerak di sekitar gereja yang temboknya masih penuh dengan peluru di tengah keamanan yang ketat. Seorang imam yang menemaninya memberinya perincian tentang gereja yang dibangun pada abad ke-19. Macron kemudian naik ke atap yang menghadap ke bagian Mosul ditemani pejabat Irak.
“Kami berharap Prancis akan membuka konsulat di Mosul,” kata pendeta Irak Raed Adel kepada Macron di dalam gereja.