Senin 30 Aug 2021 20:13 WIB

Pemerintah Sebut Sektor Pertanian Konsisten Selama Pandemi

Ekspor hortikultura pada 2020 mencapai senilai 645,48 juta dolar AS

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melepas ekspor tanaman hias dan benih hortikultura di Jungle Fest, Bogor, Kamis (6/5). Total nilai ekspor mencapai Rp 1,5 miliar
Foto: Republika/Dedy Darmawan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melepas ekspor tanaman hias dan benih hortikultura di Jungle Fest, Bogor, Kamis (6/5). Total nilai ekspor mencapai Rp 1,5 miliar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mengatakan, sektor pertanian resilien dan konsisten tumbuh selama pandemi Covid-19. Sektor tersebut terbesar kedua setelah industri pengolahan. Pada kuartal II 2021 sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 0,38 persen, sehingga mampu memberikan sumbangsih cukup besar dalam perekonomian.

Hortikultura menjadi salah satu subsektor pertanian yang berpotensi didorong demi meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional, dan bahkan meningkatkan devisa negara melalui ekspor.

Dibandingkan 2019, ekspor hortikultura pada 2020 meningkat sebesar 37,75 persen atau senilai 645,48 juta dolar AS. Peningkatan ekspor itu didominasi oleh komoditas buah-buahan yang selama masa pandemi Covid-19 nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar 389,9 juta dolar AS atau meningkat 30,31 persen dibanding 2019 dengan lima negara tujuan utama ekspor yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini, permintaan buah-buahan dari dalam negeri maupun luar negeri meningkat cukup besar. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi pelaku usaha dan petani buah-buahan untuk dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui siaran pers, Senin (30/8).

PT Great Giant Pinnaple yang mendorong korporasi petani melalui kemitraan dengan pola Creating Shared Value, secara rutin akan melakukan ekspor canned pineapple dengan sejumlah 350 TEUs atau setara dengan 6.300 ton per minggu melalui rute Panjang sampai Singapura dengan tujuan akhir ke Amerika dan Eropa. Saat ini, mulai menggeliatnya aktivitas ekonomi di beberapa negara mengakibatkan tingginya biaya freight, terbatasnya jumlah kontainer kosong, hingga kelangkaan equipment dan space di kapal. 

Hal itu terjadi akibat infrastruktur pelabuhan masih berupaya mengantisipasi kenaikan mendadak permintaan angkutan laut. Kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha juga dapat memberikan perubahan positif, karena secara tidak langsung akan memaksa pelaku bisnis keluar dari zona nyaman bisnis ke arah perubahan lebih baik. 

Kolaborasi antara PT Great Giant Pinnaple dengan Meratus Line merupakan salah satu solusi baik guna mengatasi berbagai kendala logistik yang ada. “Saya mengucapkan selamat kepada PT Great Giant Pineapple dan Meratus Samarinda atas kerjasama yang dilakukan untuk melayani ekspor dari Provinsi Lampung dengan rute reguler Panjang sampai Singapura sehingga pengiriman ekspor pertanian menjadi lebih lancar dan tentunya akan mendorong berkembangnya perusahaan shipping line nasional yang dapat berkolaborasi dengan perusahaan swasta, mengingat bisnis ekspor di Indonesia 95 persen melalui laut,”  kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement